Program Briket dari Sampah di TPA Muara Fajar Pekanbaru Tertunda

13 Juni 2021
Aktivitas pemulung dan ekskavator di TPA 2 Muara Fajar Pekanbaru. Foto: Surya/Riau1.

Aktivitas pemulung dan ekskavator di TPA 2 Muara Fajar Pekanbaru. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Program pembuatan briket dari sampah terpaksa ditunda di Tempat Pembuatan Akhir (TPA) Muara Fajar akibat pandemi corona. Padahal, mesin pembuatan briket itu sudah berada di TPA 1 Muara Fajar sejak Februari 2020.

"Sampai hari ini, kami mengikuti program sampah menjadi listrik yang dikoordinir oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Beberapa kota juga ikut program ini sudah ada investor," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Minggu (13/6/2021). 

Di samping program nasional itu, Pemko Pekanbaru juga sudah bekerja sama dengan sebuah perusahaan Korea Selatan (Korsel), Su An. Teknologinya sederhana tetapi tepat guna.

Teknologi ini mengelola sampah menjadi briket. Sehingga, briket ini bisa menjadi bahan bakar yang memiliki tingkat api yang tinggi.

"Makanya, kami terima tawaran itu. Program ini juga menjadi proyek percontohan di Korsel," jelas Firdaus. 

Berarti, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tenayan yang bahan bakarnya dari batu bara bisa menggunakan briket ini. Mesin pembuat briket itu sudah ada di TPA 1 Muara Fajar sejak Februari 2020. 

Hanya saja, mesin itu belum bisa dioperasikan. Saat akan dioperasikan, Pekanbaru dinyatakan sebagai wilayah penyebaran corona pada bulan Maret.

"Jadi, mereka (investor) 'lockdown' di Korsel dan kita menjalani Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sini. Akhirnya, program ini belum bisa terlaksana," ungkap Firdaus. 

Pemko Pekanbaru tetap berupaya bermitra, baik di dalam negeri maupun luar negeri, untuk menggunakan teknologi tepat guna dalam pengelolaan sampah menjadi energi. Tentu saja, hal itu diawali dengan pembenahan TPA.