Penggali Kubur Pasien Corona di Pekanbaru Riau, Tak Pernah Swab Test dan Bekerja Siang Malam

25 Oktober 2020
Subhan, seorang penggali kubur pasien corona di TPU Tengku Mahmud memang jejeran makam, Minggu (18/10/2020). Foto: Surya/Riau1.

Subhan, seorang penggali kubur pasien corona di TPU Tengku Mahmud memang jejeran makam, Minggu (18/10/2020). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Pasien corona mengalami lonjakan signifikan usai Lebaran pada 24 Mei 2020 lalu di Pekanbaru. Sebelumnya, Pemko Pekanbaru menerapakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai 17 April hingga 28 Mei.

Jangankan angka kematian, jumlah pasien corona bisa ditekan di bawah 10 orang. Namun, Wali Kota Pekanbaru Firdaus sudah memprediksi lonjakan pasien corona pasca Lebaran atau dikenal dengan gelombang kedua. Prediksi itu benar. 

Lonjakan pasien mulai terlibat pada bulan Juli lalu. Saat itu, jumlah pasien corona mencapai belasan orang setiap hari. 

Pada awal September, jumlah pasien corona sudah berada di atas 40 orang setiap hari. Akhir September hingga Oktober ini, pasien corona mencapai 100 orang setiap hari.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy, Minggu (18/10/2020) malam, mengatakan, ada 142 orang positif corona hari ini. Dengan demikian, total pasien positif corona sejak awal pandemi mencapai 5.896 orang.

Dari 142 pasien yang menjalani perawatan medis itu, sebanyak 93 orang menjalani isolasi di rumah sakit. Sebanyak 49 pasien positif corona lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah.

Sebanyak 84 orang memiliki gejala corona. Sedangkan pasien tanpa gejala berjumlah 58 orang.

Pasien positif corona hasil kontak erat 45 orang hari ini. Pasien yang sembuh usai diisolasi di rumah sakit 91 orang. Pasien isolasi mandiri yang sembuh 46 orang. 

Total pasien sembuh dari rumah sakit 1.117 orang. Total pasien sembuh dari isolasi mandiri 1.707 orang. Seluruh pasien yang sembuh berjumlah 2.824 orang.

"Pasien corona meninggal dunia satu orang hari ini. Total pasien meninggal dunia 111 orang," ungkap Dokter Bob, sapaan akrabnya.

Pasien meninggal dunia tersebut adalah Tuan PPA (26), warga Tangkerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai. Pasien diumumkan positif corona pada 14 Oktober.

"Pasien meninggal dunia hari ini," ucap Dokter Bob.

Sementara itu, sebanyak 303 pasien corona bertambah di empat kecamatan yang pernah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Rata-rata, penambahan pasien corona di empat kecamatan ini belasan orang setiap hari.

Dokter Bob juga memaparkan data terbaru empat kecamatan tertinggi kasus corona, Minggu (18/10/2020). Diungkapkannya, PSBM Tampan dimulai lebih dahulu yaitu dari 15 September hingga 28 September. Total pasien corona 296 orang. 

"Kasus tertinggi kami dapati di Kelurahan Tuah Karya yakni 69 orang positif corona," ujarnya.

Pada PSBM sesi kedua, pada 29 September hingga 12 Oktober, pasien corona meningkat menjadi 343 orang. Kasus tertinggi didapati di Kelurahan Sidomulyo Barat dengan 101 kasus.

"Lima hari pasca PSBM, pasien positif corona bertambah 143 orang di Kecamatan Tampan," ungkap Dokter Bob.

Sementara itu, Kecamatan Bukit Raya, Payung Sekaki, dan Marpoyan Damai menerapkan PSBM pada 30 September hingga 13 Oktober. Di masa jam malam ini, pasien corona mencapai 277 orang di Kecamatan Bukit Raya. 

"Dalam empat hari terakhir, pasien positif corona 56 orang," sebut Dokter Bob.

Di Kecamatan Payung Sekaki 143 orang saat PSBM. Pasien corona bertambah 51 orang dalam dua hari terakhir.

Di Kecamatan Marpoyan Damai 239 orang selama PSBM. Pasien corona bertambah 53 orang dua hari pasca PSBM.

Penambahan pasien corona juga diikuti dengan lonjakan kasus kematian. Hampir setiap hari, lima penggali kubur memakamkan pasien corona di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tengku Mahmud di Kelurahan Palas, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Pemakaman khusus pasien corona ini berada di bagian belakang TPU Tengku Mahmud. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Pekanbaru menyediakan lahan 2,5 hektare untuk pemakaman korban virus corona. 

Di pemakaman ini, setiap makam terlihat masih baru. Tiap makam terdapat papan nisan dari kayu. 

Setiap papan nisan bertuliskan nomor kasus kematian pasien dan asal rumah sakit. Sedangkan dibaliknya terdapat nama jenazah yang dimakamkan dan tanggal kematian. 

Di bagian lain, ada sekeluarga yang tengah mendoakan makam orang tercintanya. Raut wajah sedih bercampur marah. Namun, hal ini menjadi pemandangan biasa bagi lima penggali kubur khusus pasien corona.

"Kami ada lima orang penggali kubur. Dua orang pada siang hari. Sedangkan malam hari ada tiga penggali kubur," ucap Subhan Zein, salah seorang penggali kubur, pekan lalu.

Ia menceritakan proses pemakaman pasien corona. Awalnya, ia dan rekan-rekan sempat merasakan ketakutan saat menguburkan pasien corona yang telah meninggal. Karena jenazah datang setiap hari, para penggali kubur ini terbiasa menghadapi ketakutannya tertular virus corona.

"Prosesnya begini, petugas rumah sakit datang membawa jenazah dengan mobil ambulans dari setiap rumah sakit. Para petugas rumah sakit mengenakan alat pelindung diri (APD)," ungkap Subhan.

Jenazah sudah dimasukkan di dalam peti. Kemudian, peti jenazah dimasukkan ke dalam liat lahat dengan tali tambang.

Penggali kubur yang menerima peti jenazah juga menggunakan APD. Setelah itu, liat lahat ditimbun dengan tanah.

"Penggali kubur yang menimbun liang lahat cukup mengenakan sarung tangan dan masker. Karena, kami tak berkontak langsung dengan peti jenazah," ucap Subhan.

Selama proses pemakaman sejak April lalu, penggali kubur tak pernah menjalani swab test. Lima penggali kubur ini juga tak pernah tertular virus corona dari jenazah yang dimakamkan.

"Kami belum pernah menjalani test swab sejak bulan April. Mudah-mudahan, kami tidak tertular meski bekerja siang dan malam," harap Subhan.