Oalah! 2 Pelajar SMP dan SMK Kedapatan Pakai Almamater Mahasiswa saat Demo di Kantor Gubernur Riau
Dua orang pelajar ini kedapatan menggunakan almamater universitas saat unjuk rasa di kantor Gubernur Riau, Selasa sore.
RIAU1.COM -Unjuk rasa gabungan mahasiswa sejumlah universitas berlangsung kondusif di Kota Pekanbaru, Riau pada Selasa 13 Oktober 2020 sore. Massa demonstran menyampaikan tuntutan mereka terkait UU Omnibus Law Ciptaker dan ditemui oleh wakil gubernur, Edi Natar Nasution bersama Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Unjuk rasa dengan massa yang ditaksir mencapai ribuan orang tersebut berlokasi di depan gerbang masuk perkantoran Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru. Meski massa berjibun, namun demo berlangsung tertib, tidak seperti beberapa daerah lain di mana memicu kerusuhan dan bentrokan.
Bahkan mahasiswa turut membawa spanduk dukungan kepada aparat keamanan. Tidak cuma itu, ada aksi berbagi air mineral, memberi bunga hingga memungut sampah bersama, usai unjuk rasa digelar, Selasa menjelang petang. Massa juga bubar dengan tertib.
Dalam unjuk rasa Selasa sore tadi, kepolisian mengambil langkah sebagai upaya mengantisipasi gangguan dari orang-orang yang tak berkepentingan yang berencana masuk ke dalam barisan massa mahasiswa. Tak sia-sia, beberapa orang kedapatan hendak 'menyusup' dalam demonstrasi tersebut.
Mengejutkannya, polisi mendapati dua orang remaja yang masih di bawah umur. Mereka bahkan melengkapi diri dengan memakai almamater salah satu kampus ternama di Pekanbaru. Entah apa tujuannya, keduanya pun sempat diamankan, hingga unjuk rasa selesai digelar.
Polda Riau juga berkoordinasi dengan orangtua kedua remaja sekolah ini. Keduanya juga tak ditahan, di mana kemudian dikembalikan kepada keluarga. "Keduanya didapati petugas kita saat berada di Jalan Gajah Mada depan kantor KPU," jawab Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Selasa malam.
Irjen Agung yang dikonfirmasi Riau1.com terkait hal ini membenarkan, bahwa keduanya menggunakan jas almamater dan akan bergabung dengan massa mahasiswa. Tak diketahui, dari mana keduanya mendapatkan pakaian yang menjadi ciri khas universitas tersebut.
Ciri fisik dan perawakan keduanya juga kental dengan anak sekolahan. Bahkan yang satu tercatat sebagai pelajar SMP berumur 16 tahun dan satu lagi pelajar SMK, di Kota Pekanbaru. "Keduanya masih pelajar," sambung Jenderal bintang dua tersebut.
Langkah pencegahan dengan mengantisipasi orang-orang di luar massa pengunjuk rasa, juga dilakukan kepolisian saat demontrasi yang digelar pada Jumat 9 Oktober 2020 kemarin di gedung DPRD Riau. Hal itu efektif membuat jalannya demontrasi berlangsung damai.
Ketika itu, aparat mendapati sejumlah orang, bahkan anak di bawah umur yang berencana ikut dalam unjuk rasa tersebut. Tak cuma itu saja, polisi menemukan batu hingga bekas botol minuman keras dari dalam tas yang mereka bawa. Barang-barang inipun diamakan.
Selain upaya kepolisian, pada unjuk rasa 9 Oktober 2020 kemarin kalangan mahasiswa juga tak kalah sigap, mereka juga membuat batas tali guna mencegah orang-orang di luar mereka masuk ke dalam barisan. Walhasil, unjuk rasa pada Jumat kemarin di DPRD Riau berjalan lancar, di mana massa ditemui perwakilan dewan dan massa berkesempatan menyampaikan tuntutan.