Ternyata Kepala SMP Madani yang Disebut Wali Kota Pekanbaru dalam Pidatonya Soal 2 Kepsek Terjangkit Corona

Ternyata Kepala SMP Madani yang Disebut Wali Kota Pekanbaru dalam Pidatonya Soal 2 Kepsek Terjangkit Corona

12 September 2020
Kepala SMP Madani Pekanbaru Ridwan meninggal dunia akibat virus corona, Sabtu (12/8/2020), di RS Awal Bros Ahmad Yani. Foto: Pemko Pekanbaru.

Kepala SMP Madani Pekanbaru Ridwan meninggal dunia akibat virus corona, Sabtu (12/8/2020), di RS Awal Bros Ahmad Yani. Foto: Pemko Pekanbaru.

RIAU1.COM -Kepala SMP Madani Pekanbaru Ridwan meninggal dunia akibat virus corona sekitar pukul 08.00 WIB, Sabtu (12/9/2020). Ia salah satu kepala sekolah yang disebut-sebut Wali Kota Pekanbaru Firdus terjangkit virus corona pada 11 September.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Dokter Zaini Rizaldy saat dikonfirmasi, Sabtu, membenarkan bahwa Kepala SMP Madani Ridwan merupakan salah satu kepala sekolah yang disebut wali kota Firdaus. Saat itu, wali kota Pekanbaru menyebutkan ada dua kepala sekolah positif corona yakni satu kepala SD dan satu kepala SMP.

Saat dalam masa perawatan di Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani, Ridwan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 08.00 WIB, Sabtu. Ridwan meninggal dunia saat perawatan ruang isolasi lantai 6 rumah sakit tersebut.

"Iya. Dikebumikan hari ini," ucap Dokter Bob, sapaan akrabnya.

Informasi yang himpun Riau1.com, kepala SD yang disebut wali kota masih menjalani perawatan medis. Kepala sekolah ini bertugas di sebuah SD negeri di Kecamatan Rumbai.

Diberitakan sebelumnya, dua kepala sekolah positif corona di Pekanbaru. Keduanya merupakan kepala SD dan SMP.

"Dari informasi yang saya terima, dua kepala sekolah tertular virus corona. Satu orang kepala SD dan satu lagi kepala SMP," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus sebelum peluncuran aplikasi Dinas Pendidikan (Disdik), Jumat (11/9/2020).

Saat ini, asal-muasal kedua kepala sekolah itu sedang ditelusuri Dinas Kesehatan. Keduanya bisa saja tertular di rumah, sekolah, atau saat bersosialita.

"Karena ada anggapan meremehkan keberadaan virus corona. Akhirnya, main ke mal. Kumpul sana, kumpul sini," ungkap Firdaus.

Makanya, para pegawai Disdik dan guru diminta tidak keluar rumah jika tidak ada yang penting. Para pegawai Disdik dan guru dilarang berkumpul-kumpul lagi.

"Mari kita sama-sama menjadi agen untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan," ajak Firdaus.