Kabag Humas Setdako Pekanbaru Mas Irba Sulaiman saat menerima sembako dari Ketua BEM UIR Novianto (tengah). Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) mengkritik penyaluran sembako oleh Pemko Pekanbaru. Pasalnya, penyaluran sembako untuk masyarakat dinilai tak adil.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIR Novianto bersama dua rekannya datang ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru, sekitar pukul 14.30 WIB. Salah seorangnya menenteng satu paket sembako berisi beras, mi instan, dan penyedap rasa.
Paket sembako ini akan diberikan kepada Wali Kota Pekanbaru Firdaus. Sayangnya, Firdaus belum tiba di lokasi untuk menghadiri penerimaan bantuan dari sejumlah organisasi.
Akhirnya, paket sembako itu diserahkan kepada Kabag Humas Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru Mas Irba Sulaiman.
"Saya terima paket sembako ini. Nanti saya sampaikan ke wali kota," ucap Irba.
Usai penyerahan sembako sebagai tanda kritik, Novianto mengungkapkan, kritik awal sudah disampaikan dalam bentuk papan bunga yang ditujukan kepada wali kota Pekanbaru pada tahap pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kini, PSBB Pekanbaru sudah tahap ketiga.
"Pada tahap pertama, kami sudah menyampaikan tuntutan soal transparansi anggaran dan transparansi data. Sampai saat ini, kami belum mendapatkan data itu. Untuk itu, kami menyampaikan kritikan bahwa PSBB tahap kedua tidak ada perkembangannya," ucap Novianto.
Maka dari itu, BEU UIR datang ke kantor wali kota. Hal ini guna membuktikan bahwa mahasiswa UIR menyampaikan aspirasi masyarakat.
"Kami membawa suara masyarakat bahwa PSBB Pekanbaru belum maksimal. Untuk itu, kami kirimkan sembako ini agar wali kota sadar bahwa belum seluruh masyarakat mendapatkannya. Meskipun sudah ada penyaluran sembako dari wali kota tapi menurut kami belum merata atau tidak adil," sebut Novianto.