Tuai Kritikan, Pemko Pekanbaru Ganti Cap Keluarga Miskin Penerima Bantuan Menjadi Keluarga Penerima Manfaat
Wali Kota Pekanbaru Firdaus melihatkan contoh stiker yang akan dipasang di rumah warga penerima bantuan, Jumat (8/5/2020). Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Pemko Pekanbaru telah mengganti cap keluarga miskin penerima bantuan menjadi keluarga penerima manfaat. Hal ini dilakukan setelah Pemko Pekanbaru banyak menuai kritikan di medis sosial (medsos).
Wali Kota Pekanbaru Firdaus di Mal Pelayanan Publik (MPP), Jumat (8/5/2020), mengatakan, pihaknya memberikan tanda rumah warga miskin dengan cap semprot karena ada yang mengkritik agar warga miskin itu dibedakan atas kelompoknya masing-masing. Saat diberita tanda, Pemko Pekanbaru kembali dikritik di media sosial.
"Kenapa diberi tanda cap semprot lagi? Orang itu sudah jelas miskin karena rumahnya dari kayu," ungkapnya saat mendengar membaca kritikan warga di media sosial.
Padahal, rumah itu diberi tanda cat semprot guna membedakan warga miskin di tiap kelompok. Sebelum pandemi virus corona melanda, Pemko Pekanbaru memiliki tiga kelompok wargapenerima manfaat. Sebutan di Kementerian Sosial (Kemensos) bagi ketiga kelompok ini adalah warga miskin, warga hampir miskin, dan warga rentan miskin.
Kesempatan yang sama, Asisten I Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru Azwan mengatakan, cap rumah warga miskin diubah hari ini dari cat semprot ke bentuk stiker ukuran besar. Tulisannya, Kelurga Penerima Manfaat.
"Mulai hari ini, kami akan buat seperti ini. Jumlah penerima bantuan untuk 4 kelompok juga sudah ketemu," ucapnya.
Perubahan tulisan warga miskin mengacu kepada surat edaran menteri yang baru. Kata miskin sebelumnya digunakan karena petunjuk Kemensos sebelumnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah daerah diperintahkan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mengumpulkan data masyarakat yang terdampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Warga yang didata ini dinamakan warga miskin baru. Guna mendapatkan data itu, maka Pemko Pekanbaru mengerahkan ketua RT dan RW.
Kemudian, para ketua RT dan RW memasukkan data. Data dimasukkan oleh sarjana pendamping dari Kemensos.
Setelah didata, jumlah warga miskin baru yang diajukan sekitar 132.275 KK. Padahal di Pekanbaru, hanya ada 338.000 KK.
Ternyata, warga miskin baru tadi ada yang masuk tiga kelompok didaftar Kemensos dengan total 35.998 KK.
Setelah dikurangi dengan tiga kelompok penerima Kemensos, maka diperoleh angka warga miskin baru sebenarnya yaitu 96.277 KK. Karena waktu PSBB tahap pertama hampir habis, sembako tersebut segera dibagikan sebanyak 15.625 KK.