Sekdako Sebut BPR Pekanbaru Merugi Akibat Kredit Macet yang Tinggi, Kini Modal di Bawah Rp6 Miliar

8 Desember 2019
Sekda Kota Pekanbaru M Noer. Foto: Surya/Riau1.

Sekda Kota Pekanbaru M Noer. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Pekanbaru merugi pada 2018. Penyebabnya karena tingginya kredit macet di bank tersebut.

Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) M Noer, Minggu (8/12/2019), mengatakan, para dewan komisaris dan dewan direksi BPR Pekanbaru yang baru telah ditunjuk dan dilantik 21 Oktober lalu. Pengangkatan dewan komisaris dan dewan direksi yang baru berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT BPR Pekanbaru pada 18 September lalu, setelah mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pemko Pekanbaru ingin menarik menjadi pemilik saham yang dominan di bank itu. Di samping itu, ada juga saham dari PT Saran Pembangunan Pekanbaru (SPP) yang juga bagian dari Pemko Pekanbaru.

"Saat kami masuk, bank ini sedang sakit. Karena, pendapatan dan pengeluarannya tidak seimbang," ungkap M Noer.

BPR Pekanbaru terpaksa menggunakan modalnya untuk operasional. Sehingga, modal yang sebelumnya sudah lumayan malah makin turun.

"Modal sudah di bawah standar suatu bank BPR yaitu di bawah Rp6 miliar. Hal ini terjadi karena ada Non Performance Loan (NPL) atau kredit macet. Saat serah terima direksi baru, kami mendapat NPL sekitar 28,5 persen," ungkap M Noer.

Setelah satu bulan dikendalikan Pemko Pekanbaru, kredit macet mulai berkurang atau NPL turun. NPL BPR Pekanbaru sudah turun ke angka 18,5 persen pada 30 November. 

"Artinya, tunggakan atau kredit macet turun hingga 10 persen. Tunggakan ini kami kejar terus. Itu target kami," sebut  M Noer.