Rumah Warga Jalan Ahmad Dahlan Pekanbaru Bergetar dan Terancam Ambruk Akibat Pengeboran Tanah Proyek IPAL

Rumah Warga Jalan Ahmad Dahlan Pekanbaru Bergetar dan Terancam Ambruk Akibat Pengeboran Tanah Proyek IPAL

2 Desember 2019
Para pekerja sedang mengerjakan proyek IPAL di Jalan KH Ahmad Dahlan Pekanbaru, Senin (2/12/2019). Terlihat papan dipajang tentang nilai dan lama pengerjaan proyek ini. Foto: Surya/Riau1.

Para pekerja sedang mengerjakan proyek IPAL di Jalan KH Ahmad Dahlan Pekanbaru, Senin (2/12/2019). Terlihat papan dipajang tentang nilai dan lama pengerjaan proyek ini. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Warga Kecamatan Sukajadi diam-diam memendak kekesalan atas pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di wilayah mereka. Tak hanya menghambat arus lalu lintas, proyek ini juga mengakibatkan rusaknya struktur jalan dan bangunan di sekitarnya.

Suwendi, ketua RT 04 RW 04 Kelurahan Sukajadi, saat dihubungi, Senin (2/12/2019), mengatakan, izin proyek itu ke pemerintah. Meski begitu, pihak kontraktor tidak ada meminta izin atau sekadar berkomunikasi dengan para ketua RT.

"Warga banyak mengeluh dan terganggu akibat proyek ini. Proyek IPAL di Jalan KH Ahmad Dahlan itu sudah hampir tiga bulan dikerjakan," ujarnya.

Warga di sekitar proyek IPAL itu merasa terganggu dengan getaran saat dilakukan pengeboran tanah. Getaran makin kuat saat pengeboran tanah hingga kedalaman enam meter.

"Rumah saya yang seluruhnya terbuat dari kayu merasakan getaran dan bergoyang kuat akibat pengeboran tanah proyek ini. Padahal, proyek ini berada beberapa meter dari kediaman saya yaitu di Gang Sempana," ungkap Suwendi.

Ternyata, getaran tak hanya dirasakan di kediamannya. Semua warga di sekitar proyek itu merasakan hal yang sama.

"Tapi mau bagaimana lagi, itu proyek pemerintah. Kalau kami lawan nanti dibilang menghambat pembangunan pemerintah. Solusinya hanya satu, jika ada rumah yang ambruk maka warga akan meminta ganti rugi," ucap Suwendi.

Sebagian ketua RT ada yang mengadukan dampak proyek ini ke kantor kelurahan. Namun, sebagian ketua RT lain belum ada mengadukan.

"Mereka (para pekerja proyek IPAL) bekerja kayak keong, lambat sekali. Contohnya saja di belakang kantor gubernur. Sampai saat ini belum selesai," sebut Suwendi.