Wali Kota Pekanbaru Harap 2 Pelajar SMP Tersangka Pengeroyokan Tetap Sekolah

Wali Kota Pekanbaru Firdaus. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Dua pelajar SMP di Jalan Hang Tuah Pekanbaru telah ditetapkan tersangka pengeroyokan oleh pihak kepolisian pada 27 November 2019. Meski berstatus tersangka, wali kota Pekanbaru berharap keduanya tetap bisa bersekolah.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Jumat (29/11/2019), mengatakan, ia prihatin dengan peristiwa tersebut. Namun, hukum sudah mengatur tindak pidana anak di bawah umur.
"Tentu kami serahkan keputusan kepada aparat hukum. Sudah ada aturannya. Tapi, kami berharap ada kemudahan untuk anak agar tetap dapat melanjutkan sekolahnya," harapnya.
Perlu diketahui, membangun generasi yang unggul diawali di lingkungan rumah tangga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kalau di sekolah, anak dibina oleh guru.
"Guru komite jangan hanya mengurus infrastruktur. Tetapi, para guru juga harus membangun akhlak dan karakter anak. Ini yang kami harapkan," ucap Firdaus.
Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar di salah satu SMP di Jalan Hang Tuah dikeroyok teman-temannya saat jam belajar pada 5 November 2019. Dinas Pendidikan (Disdik) prihatin dengan masih adanya tindak kekerasan di sekolah saat ini.
Hal ini diungkapkan Kepala Disdik Kota Pekanbaru Abdul Jamal, Jumat (8/11/2019).
"Kami menyayangkan akan hal tersebut. Di sekolah, kami tidak pernah mengajarkan kekerasan baik sesama pelajar, antara guru dengan pelajar maupun pelajar dengan guru," katanya.
Untuk itulah diperlukan pendidikan karakter dan program sekolah ramah anak dan program sekolah sahabat keluarga. Dua program ini guna membentuk perilaku siswa yang baik dan terjadi komunikasi yang harmonis antara siswa dengan sekolah dan orangtua.
Guna mengantisipasi tindak kekerasan di sekolah, Disdik akan bekerja sama dengan instansi lain. Kerja sama dengan kepolisian, Komisi Perlindungan Anak, serta Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak akan ditingkatkan.
"Dengan kerja sama ini, kami akan memberikan pembelajaran perilaku yang baik kepada para pelajar. Mereka harua diajarkan sikap anti kekerasan dan hoaks," ucap Jamal.
Sebelumnya, warga Kota Pekanbaru, Riau tengah dihebohkan dengan beredarnya kabar seorang siswa SMP yang diduga mengalami bullying di sekolahnya. Bahkan, akibatnya korban harus menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita cidera.
Dikutip dari postingan facebook milik Rani Chambas Jumat 8 November 2019, korban merupakan siswa kelas 2 di salah satu SMP di Jalan Hangtuah, Kota Pekanbaru itu menjadi korban bullying dan juga pengeroyokan di dalam kelas saat sedang jam belajar.
Mirisnya, saat kejadian ada seorang guru di dalam kelas tersebut. Namun, dalam postingannya Rani Chambas menceritakan, sang guru tersebut tidak melerai aksi pengeroyokan tersebut dan justru sibuk bermain handphone.
"Kasus Bullying terjadi lagi...siswa kls 8 smp.. Di keroyok di dIm kelas..sementara bu guru nya ada di dlm kelas...murid nya berantam guru nya sibuk main hp...sampai patah tulang hidung si anak...dan di operasi . sekolah. kejadiannya hari selasa tgl 5 november jam ...lokasi nya Smp negeri di Hangtuah pekanbaru Dan org tua mana yg terima anak nya babak belur di dlm kelas???? Coba jika anak sendiri yg di gitukan org??? Karna tdk ada jalan keluar.. Akhirnya pihak keluarga melaporkan kasus ini ke polisi.. Semogaa...tidak ada lagi kejadian2 begini di sekolah. #mirisaja," tulisnya.