Kabut Asap Bahayakan Janin di Kandungan, Wawako Pekanbaru Izinkan ASN yang Hamil Tidak Masuk Kantor

Kabut Asap Bahayakan Janin di Kandungan, Wawako Pekanbaru Izinkan ASN yang Hamil Tidak Masuk Kantor

19 September 2019
Tebalnya kabut asap membuat Jembatan Siak III di Jalan Yos Sudarso Pekanbaru hilang dari padangan mata, Kamis (19/9/2019). Foto: Surya/Riau1.

Tebalnya kabut asap membuat Jembatan Siak III di Jalan Yos Sudarso Pekanbaru hilang dari padangan mata, Kamis (19/9/2019). Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Kabut asap tebal yang melanda Kota Pekanbaru memakan korban seorang bayi berusia tiga hari. Pemko Pekanbaru mengambil langkah cepat dengan memberi dispensasi masuk kantor bagi aparatus sipil negara (ASN) yang hamil.

Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi di ruangannya, Kamis (19/9/2019), mengatakan, ASN Pemko Pekanbaru tetap bekerja seperti biasa. Karena, pekerjaan dilakukan di dalam ruangan. Sementara itu, kegiatan di luar ruanga  dibatasi akibat kabut asap saat ini. ASN tetap bekerja seperti biasa dimulai pukul 07.30 WIB. 

Berdasarkan informasi dari para dokter Dinas Kesehatan untuk ibu-ibu hamil, janin yang ada dalam kandungan memerlukan oksigen. Sementara, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menginformasikan bahwa kualitas udara masih tidak sehat.

"Dengan kualitas udara yang tidak sehat ini, oksigen kurang didapat. Saya perintahkan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) untuk membuat surat edaran bagi ibu-ibu hamil agar tidak masuk kantor," tegas Ayat.

Pekerjaan kantor dapat dilakukan Rumah. Namun, pekerjaan kantor harus dikerjakan dan jangan dimanfaatkan untuk bersantai.

"Silakan dibuatkan surat edaran untuk tidak ke kantor bagi ASN yang hamil. Hasil pekerjaan bisa dikirim melalui WhatsApp atau email," ucap Ayat.

Bagi ibu hamil yang ASN bisa tidak mengisi daftar kehadiran. Tentu saja, ASN hamil ini harus menyampaikan laporan ke atasannya.

"Surat edaran yang sama akan kami buat juga bagi pegawai swasta. Kami akan menyampaikan melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)," sebut Ayat.

Loading...

Diberitakan sebelumnya, kabut asap yang melanda Riau sejak beberapa pekan terakhir merugikan masyarakat. Bahkan, seorang bayi berusia 3 hari di Kota Pekanbaru diduga meninggal akibat terpapar kabut asap.

Kepada Riau1.com, Efar Warisman (26) mengungkapkan, sebelum meninggal, putra pertamanya itu mengalami sesak nafas dan demam tinggi mencapai 41 derajat.

"Di lahir hari Senin 16 September 2019, dan sempat menginap semalam di klinik tempat melahirkan. Saat itu kondisinya masih sehat, dan dari awal lahir dikasih ASI," kata Efar berbincang dengan  Riau1.com, Kamis 19 September 2019.

Efar mengungkapkan, keesokannya, tiba di rumah, anaknya mulai mengalami sesak nafas dan juga batuk-batuk. "Karena cemas, saya langsung hubungi bidannya untuk periksa. Badannya juga mulai membiru, waktu dicek panasnya sampai 41 derajat," ungkapnya.

"Sempat dibawa ke klinik bidan, dan kemudian dirujuk ke RS Syafira. Tapi, diperjalanan badannya semakin lemas dan sudah tak nangis lagi. Ternyata sudah meninggal sebelum sampai ke rumah sakit," sambungnya.

Masih kata Efar, di RS Syafira, putranya sempat diperiksa untuk mengetahui penyakit yang diderita anaknya. "Kata dokternya, anak saya itu kena virus karena kabut asap," tukasnya.