Macet, Jalan Depan Hotel Jokowi Menginap di Pekanbaru Dijaga Ketat Ratusan Aparat

Macet, Jalan Depan Hotel Jokowi Menginap di Pekanbaru Dijaga Ketat Ratusan Aparat

16 September 2019
Kondisi Jalan Riau yang macet di depan Hotel Novotel Pekanbaru, Senin (16/9/2019) malam. Foto: Surya/Riau1.

Kondisi Jalan Riau yang macet di depan Hotel Novotel Pekanbaru, Senin (16/9/2019) malam. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Jalan Riau yang biasa dilintasi truk kontainer dan kendaraan roda empat lainnya harus menghadapi kemacetan saat melintasi Hotel Novotel Pekanbaru, Senin (16/9/2019) malam. Pasalnya, hotel ini merupakan lokasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas membahas kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Pantauan Riau1.com, arus kendaraan di Jalan Riau mengalami kemacetan parah saat rombongan kepresidenan keluar masuk lingkungan Hotel Novotel. Sementara itu, pengendara yang ingin masuk ke Mal Ciputra ragu karena melihat polisi dan tentara berdiri di depan gerbang. 

Di sekitar Hotel Novotel dan Mal Ciputra, kendaraan petugas Polri dan TNI terparkir di pinggir jalan. Hal ini meyakinkan warga Pekanbaru bahwa Presiden Jokowi hadir di kota mereka.

Di Mal Ciputra agak lengang dari hari biasa. Dari sekian jumlah pengunjung, selebihnya hanya anggota TNI yang berpakaian dinas dan berpakaian sipil.

Dilansir dari Merdeka.com, Jokowi menyinggung pertemuan 15 Juni 2019 lalu yang berlangsung di Istana. Dalam rapat itu, ia mengingatkan soal pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

"Kalau infrastuktur diaktifkan secara baik, saya yakin namanya titik api diketahui tidak hanya satu titik sebelum jadi ratusan titik api pun diketahui dan ini sudah saya ingatkan berkali-kali," kata Jokowi dalam rapat yang digelar di Novotel Pekanbaru.

Ia menuturkan, perangkat-perangkat di daerah tidak diaktifkan dengan baik dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan. Padahal menurutnya, kebakaran gambut ini tidak bisa diselesaikan hanya dari pemerintah pusat.

"Hari Jumat lalu saya sudah perintahkan kepada Panglima, BNPB hujan buatan. Saya kira sudah dikerjakan, saya harapkan besok dilakukan hal yang sama, akan tetapi kalau tidak ada dukungan dari pemerintah daerah ini akan sulit diselesaikan," tegasnya.

Ia berharap, jangan sampai masalah kebakaran hutan dan lahan ini mengganggu perekonomian seperti aktivitas penerbangan. 

"Pengalaman-pengalaman kita di tahun-tahun sebelumnya seperti itu. Kuncinya jangan dan titik api dan kegiatan pemadaman lahan luas yang terbakar sudah mencapai puluhan ribu hektare, jangan sampai mengganggu aktivitas penerbangan, pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.