Kualitas Udara Masih Aman Meski Kabut Asap, Wako Pekanbaru: Kami Belum Perlu Meliburkan Aktivitas Belajar dan Mengajar

7 Agustus 2019
Suasana aktivitas belajar mengajar di SDN 105 Tabek Gadang, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Selasa (6/8/2019). Foto: Riau24.com.

Suasana aktivitas belajar mengajar di SDN 105 Tabek Gadang, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Selasa (6/8/2019). Foto: Riau24.com.

RIAU1.COM -Kualitas udara di Kota Pekanbaru masih aman meski diselimuti kabut asap lebih dari sepekan. Aktivitas belajar dan mengajar di sekolah tidak diliburkan sampai hari ini.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus yang sedang mengikuti rapat koordinasi nasional tentang kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/8/2019), mengatakan, banyaknya laporan dan keluhan masyarakat, baik melalui pemberitaan media maupun yang berkembang di media sosial tentang  dampak kabut asap. Bahkan muncul desakkan agar anak sekolah diliburkan.

"Saya sudah memerintahkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) untuk mengkaji dan membuat pertimbangan atas kondisi tersebut," ujarnya.

Rapat tim teknis yang berlangsung di ruang rapat Dinas Damkar dipimpin oleh Kepala Dinas Pendidikan Abdul Jamal bersama Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Muhammad Amin. Rapat itu dihadiri Sekretaris BPBD Julianda, Sekretaris Damkar Irni Dewi, para pejabat dari DLHK dan Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Diskominfotiksan).

Dalam rapat tersebut ditemukan fakta bahwa Indeks Standar Pencemaran Udara Pekanbaru (ISPU) sampai hari ini masih berada pada level 92 atau kategori sedang. Menurut kaidah ilmu kesehatan dan kemanusiaan akibat dampak asap yang mengacu kepada tabel ISPU dan tabel kesehatan.

"Kategori sedang ini tidak berpengaruh kepada kesehatan manusia maupun hewan. Tetapi, kategori sedang ini berpengaruh kepada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika," sebut Firdaus.

Level dan indeks kualitas udara yang berkembang di tengah masyarakat saat ini bersumber dari berbagai sumber media. Sehingga,ada yang menyebutkan indeks sudah berada level tidak sehat atau mencapai 170. 

“Setelah kami melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK Provinsi Riau, maka disepakati bahwa ISPU yang dipakai adalah ISPU DLHK Pekanbaru yang saat ini berada pada indeks 92 atau level sedang. Atas kondisi tersebut maka aktivitas belajar dan mengajar tidak diliburkan,’’ tegas Firdaus.

Diuraikannya, indeks ISPU (kepekatan polusi udara atau kabut asap) antara 1 hingga 50 adalah kategori baik dengan warna hijau. Kualitas udara pada level baik ini tidak memberi efek bagi kesehatan manusia ataupun hewan. Kualitas udara ini juga tidak berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.

Indeks 51-100 adalah kategori sedang atau berwarna biru. Pada level sedang ini, kualitas udara tidak berpengaruh kepada kesehatan manusia atau hewan. Tetapi, kualitas udara ini berpengaruh kepada tumbuhan yang sensitif.

“Sekarang, kualitas udara di Pekanbaru berada di level sedang. Maka sekali lagi ditegaskan, kami belum perlu meliburkan aktivitas belajar dan mengajar," tegas Firdaus.

Surat edaran juga sudah dibuat agar anak-anak diminta mengurangi aktivitas di luar ruangan. Jika berada di luar ruangan, maka anak-anak diminta menggunakan masker.

Dilanjutkan Firdaus, indeks 101-199 adalah kualitas tidak sehat atau warna kuning. Pada level ini, tingkat kualitas udara bersifat merugikan pada manusia dan hewan yang sensitif. Kualitas udara seperti ini dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Indeks ISPU antara 200 hingga 299 adalah level sangat tidak sehat atau kategori merah. Kualitas udara pada level ini sangat merugikan kesehatan manusia atau kelompok hewan yang sensitif. Kondisi udara ini bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan.

“Indeks  yang paling tinggi ada 300 atau lebih atau kategori berbahaya dengan warna hitam. Kualitas udara pada level ini dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Nauzubillah,’’ ucap Firdaus.

Dalam kesempatan ini, seluruh lapisan masyarakat dianak untuk tidak lagi melakukan pembakaran hutan atau lahan. Karena, hal itu berdampak buruk bagi semua.

"Lindungi diri dari ISPA karena kabut asap dengan mengurangi aktivitas di luar rungan. Gunakan masker bila bepergian dan banyak minum air putih. Semoga kondisi ini segera berakhir. Aamiin,’’ harap Firdaus.