Para pedagang membangun lapak baru di belakang Terminal AKAP Pekanbaru. Foto: Surya/Riau1.
RIAU1.COM -Sebagian pedagang grosir bahan pokok sempat menolak dipindahkan dari Terminal Tipe C Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) Pekanbaru (dikenal dengan sebutan Terminal AKAP), beberapa waktu lalu. Akhirnya, mereka sepakat pindah ke belakang terminal pada 24 Mei 2019 lalu.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, beberapa hari lalu, mengungkapkan awal perpindahan pedagang partai besar ini. Berawal saat pasar induk berada di Jalan Nangka dulunya. Karena kebutuhan lalu lintas sedemikian besar, maka para pedagang di pasar induk ini direlokasi ke Terminal AKAP pada 2017 lalu
Tahun ini, aktivitas di terminal AKAP juga banyak. Dinas Perhubungan Pekanbaru membutuhkan bagian Terminal Tipe C untuk pangkalan bus Trans Metro Pekanbaru.
"Otomatis, kami harus mencarikan lahan lain bagi para pedagang ini. Kami sudah menyepakati lahan yang sekarang mereka tempati (di belakang terminal)," ungkap Ingot.
Dalam proses pemindahan ini sempat ada pro dan kontra di kalangan pedagang. Sehingga, pemindahan para pedagang terkendala.
"Syukurlah, mereka sudah pindah semua. Mereka sudah menepati lokasi baru dan sudah mulai berjualan," ucap Ingot.
Diberitakan sebelumnya, sekitar 200 pedagang membongkar lapak dagangannya sendiri di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS), dikenal oleh warga Pekanbaru dengan Terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Jumat (24/5/2019). Pemko Pekanbaru menyedikan lahan di luar area terminal sebagai lokasi baru.
Pantauan Riau1.com, beberapa pedagang terlihat tengah sibuk membongkar lapak mereka di Terminal Tipe C (angkutan kota). Sebaliknya, ratusan pedagang juga sibuk membangun lapak baru di luar pagar terminal.
Harahap (57), salah seorang pedagang cabai, mengatakan, para pedagang ini merupakan pindahan dari Jalan Nangka. Terminal ini ditempati sebagi lokasi berdagang sejak dua tahun lalu. Selama dua tahun itu, para pedagang dibiarkan berjualan di dalam terminal.
Saat terminal AKAP akan difungsikan, peringatan untuk pindah lokasi disampaikan oleh pihak Pemko Pekanbaru. Peringatan pertama kali diterima sekitar November 2018.
"Dulu, aman-aman saja. Saat terminal mau diaktifkan, kami diberi peringatan untuk pindah," ucap Harahap.
Sebenarnya, batas waktu pindah disampaikan Pemko Pekanbaru pada 23 Mei 2019. Namun, kesempatan masih diberikan agar pedagang segera pindah.
"Semalam, kami diberi batas waktu. Tetapi, kami masih diberi masa tenggang untuk pindah. Kemungkinan nanti malam sudah pindah semua," sebut Harahap.
Saat ini, lapak baru sudah dibangun di luar terminal. Lokasi baru ini atas saran pihak Pemko Pekanbaru. Lapak yang dibangun sekitar 200 buah yang terdiri dari 100 lapak pedagang cabai dan 100 lapak pedagang sayuran.
"Kami ini pemasok cabai dan sayuran untuk pedagang di Pasar Pusat dan Pasar Agus Salim. Proses bongkar muat barang boleh dilakukan di dalam terminal," sebut Harahap.
Ia tak mempermasalahkan jika diminta pindah kembali ke lokasi lain suatu hari nanti. Bagi para pedang, hal yang terpenting itu adalah bisa tetap berjualan.
Siebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru meminta para pedagang membongkar lapaknya di Terminal AKAP. Sebab, para pedagang ini akan direlokasi ke belakang terminal.
"Relokasi pedagang di Terminal AKAP ini sudah kami sepakati. Lokasi yang baru, di belakang terminal AKAP, sudah kami bersihkan agar ditempati sementara," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dishub Pekanbaru Yuliarso, Senin (13/5/2019).
Para pedagang ini diminta paling lambat pindah pada 13 Mei malam. Setelah itu, bekas lokasi pedagang ini akan difungsikan untuk Terminal Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP).
"Relokasi para pedagang itu hanya sementara di belakang Terminal AKAP. Nanti, mereka akan dipindahkan ke kawasan Pasar Induk yang sedang dibangun di Jalan Soekarno-Hatta," sebut Yuliarso.