Desain Jembatan Siak IV di Pekanbaru Ternyata 10 Tahun 'Terkubur' di Ruang Kadis, Begini Mulanya..

14 Februari 2019
Jembatan Siak IV diresmikan dengan nama Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Foto: Surya/Riau1.

Jembatan Siak IV diresmikan dengan nama Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah. Foto: Surya/Riau1.

RIAU1.COM -Jembatan Siak IV ternyata sudah didesain seorang Kepala Dinas Pekerjaan Umum (sekarang PUPR) Provinsi Riau. Rancangan awal jembatan ini sudah dibuat pada 1990.

Hal ini diungkapkan Wali Kota Pekanbaru Firdaus usai menghadiri peresmian Jembatan Siak IV yang diberi nama Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, Kamis (14/2/2019). 

"Gagasan pembangunan Jembatan Siak IV sejak 1990. Oleh kepala dinas PU saat itu sudah dibuat pra desain," katanya.

Tapi, desain Jembatan Siak IV ini digantungkan di ruangan kepala dinas PU sampai tahun 2000.

Di awal tahun 2000 itu, Firdaus yang sebelumnya menjabat sebagai kepala dinas PU Kota Batam ditugaskan ke Kota Pekanbaru. Firdaus diberi jabatan kepala seksi perencanaan sub dinas bina marga Dinas PU Provinsi Riau. 

Saat itu, Jembatan Siak I yang dikenal dengan nama Jembatan Leton kondisinya parah. Bahkan, jembatan ini tidak boleh dibuka untuk umum. Maka, Jembatan Siak I itu diberi portal sampai sekarang. 

"Saya mengusulkan ke pimpinan untuk membangun dua jembatan yaitu Jembatan Siak III yang menghubungkan Jalan Yos Sudarso ke Jalan Senapelan dan Jembatan Siak IV yang sudah digagas sebelumnya," jelas Firdaus.

Dua jembatan ini diusulkan untuk direncanakan. Diprioritaskan pertama yaitu membangun Siak III.

Jembatan Siak III mulai dibangun Tahun 2003. Jembatan ini selesai pada 2011.

Sementara itu, Jembatan Siak IV didesain ulang pada 2001. Desian sekarang adalah berbentuk layar kapal Lancang Kuning.

"Desain ini dimaksukan untuk menjadi ikon Kota Pekanbaru. Kabel sekarang sebagai penggantung konstruksi itu," ucap Firdaus.

Kepala dinas PU Provinsi Riau silih berganti menjabat tak ada lanjutan pembangunan Jembatan Siak IV. Pada 2007, Firdaus ditunjuk menjadi wakil kepala Dinas PU Provinsi Riau yang merangkap sebagai kepala dinas PU untuk membantu Gubernur Riau saat itu, Rusli Zainal. 

"Pada 2007 itu, kami berkoodinasi dengan Wali Kota Pekanbaru Herman Abdullah. Kami meminta pembebasan lahan yang telah dirancang bersama dengan Pemprov Riau," tutur Firdaus.

Akhirnya, lahan bisa dibebaskan di Kelurahan Meranti Pandak. Pada 2008, pembangun tahap pertama dianggar Rp5 miliar.