Hendra Putra
RIAU1.COM - Menjelang memasuki tahun ajaran baru 2022/2023 ini tentu banyak orang tua pertimbangannya untuk memasukkan ke sebuah sekolah. Salah satu pertimbangan itu adalah kompetensi para guru di sekolah tersebut.
Berikut ini penulis memberikan pendapat tentang guru tersebut.
Beropini tentang guru hebat guru literat seolah-olah penulis dalam lingkaran deskriptif teks dalam pelajaran Bahasa Inggris. Bagaimana tidak, penulis memaparkan guru-guru hebat yang pernah dan bahkan sampai saat menulis ini masih penulis rasakan ruh dukungannya sama penulis.
Sebelum penulis memberikan opini tentang guru hebat guru literat, lebih baik penulis menuliskan terlebih dahulu apa itu guru, hebat dan literat.
Guru menurut undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, di sana dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sedangkan kata hebat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah terlampau, amat sangat (dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, menakutkan, dan sebagainya).
Terakhir literat berarti mampu. Dari definisi di atas dapat penulis batasi apa yang akan penulis bahas dalam artikel ini. Pertama guru disini mengacu kepada pendidik atau pelakunya adalah orang. Sedangkan hebat dan literat adalah yang mempunyai maksud positif yaitunya mampu dan luar biasa.
Menurut National Board For Proffesional Teaching Standar, dalam bonds. Ada 13 Kriteria Standar Guru Inspiratif dan Professional yang dikutip dari https://www.sman-5-mtr.sch.id/detail-berita-4-menjadi-guru-inspiratif.html mengatkan bahwa guru inspiratif sebagai berikut: Menguasai materi pelajaran dengan baik, mampu menggunakan dengan tepat kemampuan, dalam mengajar dan belajar, mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan instruksional pembelajaran, mampu melakukan improvisasi dalam mengajar, mampu melakukan manajemen kelas dengan baik, memiliki kepekaan dalam menanggapi situasi selama pembelajaran berlangsung, memiliki sensitivitas terhadap konteks, mampu memonitor pembelajaran, selalu bertindak berdasarkan data, respek terhadap orang lain, mempunyai jiwa yang mendidik, mampu memfasilitasi murid agar mencapai prestasi tertinggi dan mampu memfasilitasi murid agar lebih memahami kompleksita.
Dari kriteria itu semua penulis juga ingin memberikan pendapat bahwasanya guru inspiratif itu guru-guru hebat guru literat.
Berawal dari pengalaman penulis bahwasanya guru penulis itu dikatakan guru hebat guru literat adalah guru penulis itu memiliki kepedulian atau sikap follow up (tindak lanjut).
Dia sebut namanya dengan Asma. Ibu itu adalah guru yang mengajarkan penulis mulai dari sekolah dasar sampai saat ini masih selalu berkomunikasi. Beliauilah selalu mendorong penulis untuk melakukan yang positif.
Terakhir penulis diberikan semangat untuk terus semangat melanjutkan sekolah yang lebih tinggi sampailah penulis menuntut ilmu saat ini pada jenjang strata tiga sebuah pencapaian yang luar biasa dengan usaha dan doa yang sang luar biasa.
Bahkan sebelum penulis mendapatkan jodohpun ibu Asma mengenalkan seseorang kepada penulis untuk dijadikan pendamping hidup. Ibu Asma memang dikenal orang ibu yang sangat peduli sama siswa, tetangga dan masyarakat.
Beliau berasalal dari provinsi Sumatera Barat. Dari pengalaman penulis dengan beliau ini dapat suatu pelajaran bahwasanya hal yang musti dimiliki oleh seorang guru hebat guru literat adalah sikap tindak lanjut atau follow up terhadap para siswa. Sikap ini sangatlah berkesan positif bagi penulis. Dan hendaknya guru bisa menerapkan apa yang telah dilakukan oleh Bu Asma.
Guru hebat guru literat kedua penulis ceritakan adalah guru yang selalu bersedia mendukung siswa lain untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Sebut saja namanya adalh Rizal. Beliau adalah guru yang sangat disegani banyak orang sampai-sampai untuk menghadapi beliaupun harus banyak persiapan apalagi persiapan mental.
Alasan penulis mengatakan beliau guru hebat adalah beliau setiap memberikan SMS (short message service) dan email selalu dibalas dengan cepat. Apalagi saat penulis membutuhkan surat rekomendasi dari beliau untuk kebutuhan dokumen persyaratan yang penulis butuhkan pada saat itu.
Sikap quick respond dan mendukung siswanya inilah hal positif yang tidak pernah penulis lupakan sampai saat ini. Tidak pernah menyakiti hati penulis dan selalu mendukung penulis merupakan modal bagi penulis untuk selalu belajar pada tingkat yang lebih tinggi.
Guru hebat guru literate berikut bagi penulis adalah guru kolaboratif. Tidak semua guru mengajak peserta didiknya untuk bekerja sama apalagi dalam sebuah penelitian ilmiah. Sebutlah namanya Guru Rudi. Satu-satunya guru yang mengajak penulis untuk melakukan kolaboratif adalah beliau.
Penulis merasa bersyukur dikenalkan dengan guru-guru yang memiliki tindak tutur dan ucapan yang selalu mendukung peserta didiknya. Tidak semua guru mau melibatkan peserta didiknya untuk melakukan kajian ilmiah seperti penelitian. Jadi sikap kolaboratif sari seorang pendidik akan menjadikan kita guru hebat guru literat.
Terakhir guru hebat guru literat adalah guru yang mempunyai jiwa humoris dan profesionalisme yang tinggi. Coba bayangkan disaat mata sudah terasa mengantuk dan saat jam istirahat ada seorang guru yang literat untuk membuat proses belajar mengajar menjadi tenang kembali membuat peserta didik semangat kembali untuk belajar atau menuntut ilmu. Dengan humoris yang dimilikinya tidak membuat keahliannya dalam memberikan ilmu tidak menjadi lemah.
Dalam menjelaskan materi yang diberikan apalagi terhadap pelajaran yang tidak terjangkau dengan analisa peserta didik menjadikan peserta didik mampu untuk memahami pelajaran apa yag tengah dipelajari.
Dari cerita deskriptif penulis di atas dapat disumpulkan bahwasanya guru hebat guru literat itu adalah guru yang memiliki sikap menidak lanjuti siswanya apalagi setelah tamat dari sebuah sekolah, sikap saling berkomunikasi merupakan cara yang baik untuk saling bersilaturahim antara guru dengan siswa, sikap quick respond dan sikap memberi dukungan kepada siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan merasa aman dan nyaman dalam berurusan menjadikan pendidik menjadi guru yang hebat dan literat.
Selain itu sikap kolaboratif, humoris dan profesional juga bisa mengantarkan peserta didik menjadi guru hebat dan literat dikemudian hari.
Oleh: Hendra Putra; Mahasiswa Program Doktoral Prodi Ilmu Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Semarang