ilustrasi
RIAU1.COM -Pria bertubuh tinggi kekar ini terlihat gusar di depan laptop kesayanganya, dengan mengunakan head seat putih ia mencoba berkonsentrasi dengan pekerjaanya. Namun hatinya tetap gelisah, dikarenakan sudah dua minggu menunggu namun belum ada juga kabar dirinya akan memperoleh vaksin covid-19.
Pria berusia 29 yang biasa disapa Iqbal itu, mengaku sejak 7 Juli sudah mendaftarkan diri di Vaksin Centre RS Bhayangkara, namun hingga saat ini belum juga da kabar akan divaksin. Pria yang sehari-hari sebagai editor di sebuah media online ini, mengaku tidak hanya di RS Bhayangkara mendafatar untuk divaksin, tetapi juga sudah mencabo tempat lain seperti bus keliling, dan pusat kesehatan Angkatan Udara, namun hasilnya tetap Nihil.
Dengan alasan vaksin kosong, dirinya harus memendam lara karena tidak dapat untuk mengurus adminduk di pemerintahan Kota Pekanbaru, padahal sebuah syarat tambahan telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Pekanbaru mewajibkan setiap warga yang mengurus Adminduk untuk menyertakan kartu vaksin.
"Sudah dua minggu saya menunggu dan kesana-kesini, namun tidak mendapat vaksin. dengan alasan vaksin kosong. Namun saya membutuhkan pengurusan Adminduk, selain itu saya juga akan berpegian ke luar daerah," keluh Iqbal.
Iqbal sangat menyayangkan kebijakan yang diambil pemerintah daerah yang menyertakan kartu vaksin untuk pengurusan adminduk, namun mereka tidak siap untuk menyediakan vaksin untuk warga mereka.
Pria yang banyak diam dalam bekerja ini juga mengaku kecewa dengan pemerintah pusat yang memberatkan aturan untuk berpegian harus menyertakan kartu vaksin, pasalnya untuk melakukan vaksin pemerintah sendiri tidak siap. Sehingga mengalangi aktifitas warga untuk berpergian.
Keluhan yang sama juga dismapaikan oleh warga Kota Bertuah lainya, sebut saja Andi, sama dengan Iqbal ia sudha dua minggu hendak vaksin namun dengan alsan vaksin tinggal untuk dosis kedua sehingga ia tidak dapat berpegian ke luar daerah untuk melihat keluarganya yang berada di Kota Lain.
Sebelumnya Dinkes Pekanbaru belum dapat memastikan tambahan vaksin akan diperoleh lagi dari pemerintah pusat. Persediaan vaksin Sinovac Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru habis sejak sepekan terakhir.
"Vaksin habis sudah hampir satu pekan. Bagi mereka yang belum mendapatkan suntikan vaksin kedua, jeda waktu vaksin pertama ke vaksin kedua (masa interval) boleh sampai 56 hari," kata Pelaksanaan Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Dokter Arnaldo Eka Putra, Selasa (20/7).
Namun, masa interval dari suntikan dosis pertama dan kedua sebaiknya 28 hari. Hanya saja, masa interval itu boleh 56 hari. "Jadi, tidak ada pengulangan penyuntikan vaksin pertama. Kami sudah mengajukan tambahan vaksin 82.000 dosis. Perkiraan datang belum tahu," ucap Dokter Naldo, sapaan akrabnya.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus dalam pemaparan di hadapan Gubernur Riau Syamsuar dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Gedung Daerah, Senin (19/7/2021), mengatakan, warga Pekanbaru yang akan divaksin berjumlah 845.274 orang. Realisasi vaksinasi pertama, berdasarkan data 9 Juli, sebanyak 268.708 orang. Sedangkan warga yang sudah mendapat suntikan dosis kedua 185.780 orang.
Pemprov Riau sepakat dengan Pemko agar proses vaksinasi difokuskan di Pekanbaru. Pasalnya, warga Pekanbaru banyak terpapar virus corona dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain.
"Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan agar protokol kesehatan ditingkatkan. Kedua adalah peningkatan vaksinasi," kata Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar usai rapat koordinasi (rakor) penyaluran beras Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Gedung Daerah, Senin (19/7/2021).
Permasalahan di Riau ini adalah vaksinasi yang terbatas. Hal ini sudah dijawab presiden.
Jawaban presiden, vaksinasi masih diprioritaskan untuk pulau Jawa dan Bali. Artinya, daerah yang tingkat penyebaran Covid-19 tinggi ditingkatkan vaksinasinya. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau, sekitar 40.000 vial vaksin yang akan dikirim ke Riau.
"Kami sudah sepakat dengan wali kota bahwa vaksinasi akan ditingkatkan di Pekanbaru. Karena, warga Pekanbaru yang banyak terpapar virus corona," sebut Syamsuar. (*)