Aturan Baru, Kiper yang Tahan Bola Terlalu Lama akan Dihukum Sepak Pojok

2 Maret 2025
Ilustrasi/net

Ilustrasi/net

RIAU1.COM - Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) telah menyetujui perubahan aturan yang memungkinkan tim lawan memperoleh tendangan sudut atau sepak pojok jika penjaga gawang menahan bola melebihi batas waktu yang ditentukan.

Sebelumnya, aturan hanya mengizinkan kiper memegang bola maksimal enam detik, dan jika melewati batas tersebut, lawan diberikan tendangan bebas tidak langsung dari posisi kiper berada. Namun, mulai musim 2025-2026, jika seorang penjaga gawang menahan bola lebih dari delapan detik, tim lawan akan mendapatkan tendangan sudut.

Keputusan ini diambil setelah IFAB melakukan uji coba sepanjang musim 2024-2025 di Premier League 2 (kompetisi akademi Inggris), serta di liga-liga Malta dan Italia. Berdasarkan data dari lebih dari 400 pertandingan, hanya tiga kali seorang kiper dihukum tendangan sudut akibat menahan bola terlalu lama, yang semuanya terjadi di Inggris. Sementara itu, Italia menerapkan versi berbeda dengan hukuman lemparan ke dalam bagi lawan, yang hanya terjadi satu kali.

IFAB seperti dimuat Beritasatu.com menilai bahwa aturan baru sepak bola ini efektif dalam mengurangi praktik buang waktu tanpa memberikan keuntungan yang berlebihan bagi tim lawan. Oleh karena itu, regulasi ini akan mulai diberlakukan di semua kompetisi mulai Juli 2025.

Dalam penerapannya, wasit akan menggunakan hitungan mundur visual selama lima detik sebelum menjatuhkan hukuman jika kiper tetap menahan bola lebih dari delapan detik.

Menurut IFAB, selama ini wasit sering ragu dalam menegakkan aturan enam detik karena tendangan bebas tidak langsung dianggap terlalu menguntungkan bagi tim lawan. Peluang mencetak gol dari tendangan bebas dekat gawang cukup tinggi. Sementara pada saat pelanggaran terjadi, lawan belum tentu dalam situasi menguasai bola.

Selain itu, penempatan tendangan bebas dari jarak yang sangat dekat dengan gawang juga dinilai sulit, karena pemain bertahan harus berdiri di garis gawang di antara kedua tiang.

IFAB menegaskan bahwa menahan bola terlalu lama adalah taktik membuang waktu yang tidak adil, karena tim lawan kehilangan kesempatan merebut bola. Berdasarkan studi, dalam situasi normal, seorang kiper biasanya hanya membutuhkan kurang dari enam detik untuk melepaskan bola dalam serangan balik cepat. Namun, jika mereka sengaja mengulur waktu, durasinya bisa mencapai lebih dari 20 detik dengan berbagai cara, seperti berpura-pura terjatuh sebelum perlahan bangkit kembali.

Dengan aturan baru sepak bola ini, IFAB berharap frekuensi pelanggaran dapat berkurang, karena hukuman kehilangan penguasaan bola akan cukup efektif tanpa memberi lawan keuntungan mencetak gol secara langsung.*