Respons Menaker soal Marak Aksi Preman Ormas Palak Pengusaha

12 Maret 2025
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli/Tribunews.com

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli/Tribunews.com

RIAU1.COM - Beberapa waktu belakangan ini, para pengusaha di Indonesia mengeluhkan tindakan kelompok Organisasi Masyarakat (Ormas) yang dinilai mengganggu kelancaran usaha, bahkan sampai memalak dan minta jatah proyek. 

Keluhan ini pun akhirnya mendapatkan respons dari Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. Dia pun menegaskan bahwa jika suatu tindakan tergolong sebagai pemalakan, maka itu sudah jelas merupakan tindak pidana.

"Itu kalau memalak artinya pidana dong ya. Ya Berarti harus hubungan nanti dengan aparat penegak hukum nanti," kata Yassierli yang dimuat CNBCIndonesia.com

Tak hanya itu, Yassierli menegaskan bahwa jika terbukti terjadi pemalakan, maka tindakan tersebut sudah jelas merupakan pelanggaran hukum. "Kalau itu adalah memalak, memang memalak, artinya itu ya pelanggaran jatuhnya," sambungnya.

Kemudian ketika ditanya apakah dari Kemnaker akan ada tindakan tegas dan/atau upaya pembukaan lapangan kerja untuk mengurangi keresahan yang terjadi. Dia pun menilai itu akan menjadi solusi yang menarik, dan akan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) bagi Kemnaker ke depannya.

"Menarik juga itu.. ya kita punya PR untuk penciptaan lapangan kerja," ucap dia.

Lebih lanjut, soal apakah pemerintah akan membuka lapangan kerja khusus bagi ormas agar tidak terus meresahkan, Yassierli menyebut penciptaan lapangan kerja tidak hanya untuk Ormas, melainkan untuk semua pencari kerja di Indonesia.

"Itu tidak hanya untuk ormas, untuk semua. Tingkat pengangguran kita kan 4,71%, dan itu PR kita bersama untuk kita bisa.. istilah saya itu create better jobs untuk insan pencari kerja di Indonesia," jelasnya.

Yassierli memastikan pemerintah akan hadir untuk mengatasi persoalan ketenagakerjaan di Indonesia, khususnya penciptaan lapangan kerja yang lebih baik untuk mengurangi motivasi di balik aksi-aksi pemalakan tersebut.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani mengungkapkan bahwa banyak pelaku pemalakan atau ormas merupakan orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan mencari celah dari proyek-proyek yang ada.

"Kebanyakan mereka tuh kan nggak punya kerjaan ya. Jadi cari-carinya kayak begitu," sebut Hariyadi.*