Mendag Bantah Minyakita Langka di Pasaran

8 Maret 2025
Minyakita/Net

Minyakita/Net

RIAU1.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membantah kabar yang menyebutkan bahwa minyak goreng kemasan sederhana merek pemerintah, Minyakita langka di pasaran.

Namun demikian, ia juga tidak membantah ihwal harga Minyakita yang saat ini masih dipatok tinggi, melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.700 per liter.

Menurutnya, berdasarkan pemantauannya langsung di pasar Tradisional pagi hari ini, Jumat (7/3/2025), stok Minyakita masih tersedia dan harganya stabil tinggi.

"Enggak (langka), kan tadi pagi ya sebelum Jumatan saya juga sudah cek, harganya sih masih Rp17.200 per liter, maksudnya nggak naik ya. Enggak naik dari yang harga kemarin. Kalau langka kan pasti naik," ujar Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) siang harinya.

Budi menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan para produsen minyak goreng untuk memastikan ketersediaan pasokan. Ia menegaskan bahwa produsen telah berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan suplai Minyakita agar tetap lancar di pasaran saat momentum Ramadan dan Idulfitri 2025.

"Kemarin kami komunikasi lagi dengan produsen untuk update. Produsen kan mau memasok dua kali lipat (saat momen puasa dan Lebaran). Terus kami sudah update, ya mereka jalan terus. Jadi nggak ada tuh kelangkaan," lanjutnya.

Namun, pernyataan Budi Santoso tersebut berbeda dengan kondisi di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, pada hari yang sama, Minyakita terpantau sulit ditemukan. Dari lima kios sembako yang dikunjungi, tidak ada satu pun yang menjual Minyakita.

Dedi, seorang pedagang sembako di Pasar Rumput, mengaku sudah sekitar satu pekan tidak menjual Minyakita, lantaran harga kulakannya yang tinggi, sehingga sulit untuk dijual kembali dengan harga wajar.

"Saya nggak ngambil, sudah semingguan lah saya nggak ambil, soalnya mahal juga, susah jualnya. Kemarin saya mau beli sedusnya (isi 12) itu kena Rp210.000, berarti kan Rp17.500 per liter modalnya saja, bingung mau jual berapa," kata Dedi kepada CNBC Indonesia.

Mimin, pedagang lainnya juga menyampaikan hal serupa. Bahkan dia mengaku sudah enggan menjual Minyakita lantaran harga jual yang harus sesuai HET. Padahal, katanya, harga modal belinya saja jauh melampaui yang sudah ditetapkan pemerintah.

"(Minyakita) nggak ada, saya sudah nggak jual lagi. Malasnya kan dia tuh di kemasannya ada label harga-harga harus dijual sekian. Lah saya saja belinya sudah mahal, sudah jauh dari yang harga di label. Daripada dapat protes dari pembeli, mending nggak usah jual. Capek juga jawabin pembelinya," ucap Mimin.