Pabrik Indarung I/Net
RIAU1.COM - Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo, pada Kamis (11/8/2022) ditinjau Tim Cagar Budaya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang. Rencananya akan diusulkan menjadi cagar budaya.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Padang Syamdani mengatakan, pabrik Indarung I merupakan pabrik semen pertama di Asia Tenggara berdiri pada 18 Maret 1910 dengan berbagai fasilitas penunjang. Salah satunya, PLTA Rasak Bungo yang dibangun 1908, dan menjadi sumber energi untuk pabrik yang dulu bernama NV Nederlands Indische Portland Cement.
Sebagai sebuah pabrik pertama di Asia Tenggara, PT Semen Padang berperan sangat besar dalam modernisasi dan industrialisasi di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Bahkan dalam buku 110 Tahun Berdirinya PT Semen Padang, tertera bangunan-bangunan hebat yang dibangun menggunakan semen dari PT Semen Padang.
“Nah, kenapa kemudian kami mengambil Pabrik Indarung I PT Semen Padang untuk kita jadikan sebagai cagar budaya, karena PT Semen Padang, terutama pabrik indarung I, merupakan aset yang luar biasa dari sisi sejarah, ekonomi dan juga budaya,” kata Syamdani seperti dimuat Hariansinggalang.
Dengan kondisi pabrik Indarung 1 yang tidak beroperasi lagi sejak tahun 1999, menurut Syamdani, tentu pabrik Indarung 1 harus tetap lestari sebagai pembelajaran bagi generasi sesudahnya. Sebab, pabrik Indarung I ini memiliki peran yang tidak sedikit di masa silam.
Oleh karena itu, Disdikbud Kota Padang ingin pabrik Indarung 1 yang tidak berfungsi ini tetap hadir di tengah masyarakat, hadir di tengah generasi, kapan pun dan dimana pun dengan cara menjadikannya sebagai cagar budaya.
“Jika sudah menjadi cagar budaya, maka fungsi pabrik Indarung I yang sudah tidak lagi beroperasi, betul-betul dapat dijadikan sebagai pusat pengetahuan dan pusat budaya, setelah fungsi lamanya sebagai penghasil semen di Indonesia,” ujarnya.
Sekarang ini, proses pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bunga sedang berada pada tahap pendaftaran cagar budaya. Pendaftarannya pun lengkap dengan berbagai hal, termasuk ukuran, serta alat-alat yang pernah digunakan dan fungsinya seperti apa.
Setelah didaftarkan, kemudian dibawa ke Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Padang untuk dikaji ulang. Setelah itu, barulah TACB mengeluarkan rekomendasi ke Walikota Padang untuk ditetapkan pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sebagai cagar budaya.
“Penetapan pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sebagai cagar budaya merupakan tahap awal dari tujuan akhir kami di Disdikbud Kota Padang dan juga PT Semen Padang, yaitu menjadikannya sebagai warisan dunia dari Unesco,” bebernya.
Jika nantinya telah menjadi warisan dunia, Syamdani pun menuturkan bahwa pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo akan bermanfaat untuk pengetahuan, dan juga untuk ekonomi yang tentunya juga dapat menjadi perhatian bagi banyak wisatawan.
Kemudian, pabrik Indarung I juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk pengembangan budaya lebih lanjut, dan juga dapat menjadi pusat kreatifitas bagi anak muda, terutama Ranah Minang, atau Kota Padang khususnya.
“Jadi, akan ada berbagai kegiatan-kegiatan budaya di Pabrik Indarung I ini jika nanti sudah menjadi warisan dunia oleh Unesco. Banyak yang datang untuk belajar, edukasi dan hal lain tentang pabrik Indarung I ini,” ujarnya.
Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan PT Semen Padang Iskandar Z Lubis menyatakan keseriusannya untuk mewujudkan Indarung I dan PLTA Rasak Bungo untuk menjadi salah satu warisan dunia dari Unesco. Untuk tujuan itu, pihaknya telah membentuk tim di internal perusahaan, dan melakukan komunikasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait.
“Kita serius untuk mewujudkan Indarung I dan PLTA Rasak Bungo menjadi salah satu warisan dunia. Gagasan ini juga sudah mendapat dukungan dari SIG, sebagai holding PT Semen Padang,” kata Iskandar Z Lubis.
Anggota Tim Pendaftaran Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sebagai Cagar Budaya, Nurita Handayani menambahkan, dengan adanya kunjungan dari Tim Cagar Budaya Disdikbud ini, maka pihaknya akan mendapat masukan dan saran apa-apa saja yang harus dilakukan PT Semen Padang.
“Jika sudah menjadi cagar budaya, maka proses selanjutnya menjadi lebih mudah, terutama untuk pemeliharaannya, termasuk dalam menjadikan pabrik Indarung I sebagai warisan dunia yang juga menjadi harapan dari pihak Disdikbud Kota Padang,” katanya.*