Berikut Penjelasan BNPB Tentang Sejarah dan Potensi Gempa di Nias

Berikut Penjelasan BNPB Tentang Sejarah dan Potensi Gempa di Nias

15 Mei 2021
Lokasi titik gempa

Lokasi titik gempa

RIAU1.COM - Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,7 di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara, harus direspon oleh masyarakat akan potensi dampak bahayanya.

Hal tersebut dikatakan, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr Raditya Jati. Ia menyebutkan, bahwa gempa bumi yang dapat terjadi sewaktu-waktu patut diwaspadai oleh masyarakat. BNPB selalu mengimbau masyarakat untuk waspada dan siap siaga dalam menghadapi tak hanya gempa bumi tetapi juga tsunami.

"Masyarakat Pulau Nias dan sekitarnya memang berada di kawasan dengan potensi gempa bumi dan tsunami kelas sedang hingga tinggi. Salah satunya Gunung Sitoli. Kota dengan enam kecamatan berada pada kategori sedang hingga tinggi potensi gempa bumi. Sedangkan empat kecamatan di kota ini berada pada kategori yang sama untuk potensi bahaya tsunami," kata Raditya Jati, melalui keterangan resmi, Sabtu 15 Mei 2021.

"Kesiapsiagaan dalam menghadapi bahaya geologi ini tidak terlepas dari catatan sejarah ratusan tahun lalu. Berdasarkan Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2018, sejumlah tsunami terjadi di barat daya Sumatera menunjukkan gempa bumi dan tsunami merupakan suatu keniscayaan. Misal pada periode 1800-1899 beberapa gempa besar memicu terjadinya tsunami. Gempa magnitudo 7,2 pada 1843 mengakibatkan tsunami yang berdampak di Pulau Nias," ujarnya. 

Ia juga menjelaskan, catatan BMKG menyebutkan bahwa sekitar pukul 00.30 waktu setempat di Gunung Sitoli, sebuah gelombang pasang datang dari tenggara dengan suara yang mengerikan. Hampir seluruh pantai di Pulau Nias terkena gelombang tersebut. Sebuah kampung bernama De Mego yang berjarak 2 km dari Gunung Sitoli tersapu seluruhnya. Bahkan kapal-kapal ikan disungai digambarkan terbawa ke daratan sejauh 30-50 km dari tempat tambatan. 
"Berselang 9 tahun, tepatnya 11 November 1852, gempa magnitudo 6,8 memicu terjadinya tsunami. Wilayah pantai di Pulau Nias kembali terdampak gempa waktu itu," jelasnya. 

"Selanjutnya pada 1861, gempa besar magnitudo 8,5 yang terjadi di barat daya Sumatera memicu terjadinya tsunami. Beberapa wilayah terdampak tsunami, seperti Pulau Nias dan sekitarnya. Berdasarkan BMKG, Gunung Sitoli mengalami serangan tsunami parah. Dikutip dari katalog tsunami, awalnya air laut surut sejauh 32 meter, kemudian kembali dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menghancurkan sejumlah desa di pantai. Peristiwa itu mengakibatkan banyak penduduk setempat meninggal dunia," bebernya. 

"Pada 1896 gempa bumi dengan magnitudo 6,8 kembali mengguncang barat daya Sumatera, khususnya Pulau Nias. Digambarkan pada tahun itu, sekitar satu jam pascagempa air bah data dan 6 jam kemudian terjadi lebih dahsyat menerjang Gunung Sitoli," paparnya.***