Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Asisten Rumah Tangga (ART) dikenal sejak di era penjajahan Belanda.
Bermula ketika bertambahnya orang Belanda yang datang ke Hindia Belanda di akhir abad ke-19 dikutip dari viva.co.id, Sabtu, 16 Januari 2021.
Alasan lain karena sebuah rumah tangga Eropa idealnya membutuhkan seorang pembantu rumah tangga pria, perempuan dan seorang anak laki-laki untuk merawat kuda dan kebun.
Namun, komposisi pembantu rumah tangga di Hindia Belanda memiliki perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan Eropa.
Di Eropa saat itu, pembantu rumah tangga adalah pekerjaan utama perempuan.
Sementara di Hindia-Belanda, sekitar 39 persen dari pembantu rumah tangga adalah laki-laki, sedangkan 61 persen perempuan.
Hanya sekitar 4 persen perempuan yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sementara 40 persen bekerja di perkebunan, 25 persen di industri kecil, dan 12 persen di perdagangan.
Hal ini juga yang membuat perekrutan pembantu kala itu dilakukan dari mulut ke mulut, baik atas rekomendasi pelayan yang dapat dipercaya atau melalui perantaraan teman-teman Eropa.