Pedagang jamu gendong (Foto: Istimewa/tribunnews.com)
RIAU1.COM - Kata jamu dipercaya berasal dari Bahasa Jawa kuno yang berarti Jampi atau doa, dan Usodo yang artinya kesehatan dikenal sebagai minuman tradisional menyehatkan, diwarisi sejak zaman kerajaan Nusantara.
Tercatat dalam Prasasti Madhawapura, peninggalan zaman Majapahit dikutip dari sindonews.com, Senin, 14 Desember 2020.
Dalam prasasti tersebut dituliskan beberapa pekerjaan di masa. Salah satunya acaraki selaku peracik jamu.
Bukti lainnya terdapat pada artefak Cobek dan Ulekan, serta bukti-bukti lain seperti alat-alat membuat jamu yang banyak ditemukan di Yogyakarta dan Surakarta.
Tepatnya di Candi Borobudur pada relief Karmawipangga, Candi Prambanan, Candi Brambang, dan beberapa lokasi lain.
Seiring perjalanan waktu, kehadiran jamu mulai populer setelah redup di era Kolonial Belanda. Tepatnya ketika Indonesia dibawah penjajah Jepang, sekitar tahun 1940-an.
Dibuktikan dengan munculnya tradisi meminum jamu hingga dibentuknya Komite Jamu Indonesia.
Membuat kepercayaan terhadap khasiat jamu kian meningkat, sampai lahir pabrik-pabrik jamu kemasan yang dibuat berbentuk bubuk.