Mengenal Kitab Tata Bahasa Melayu Karya Raja Ali Haji

15 November 2020
Kitab Bustanu al-Katibin lis-Sibyan al-Mutaallimin (Foto: Istimewa/internet)

Kitab Bustanu al-Katibin lis-Sibyan al-Mutaallimin (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Bustanu al-Katibin lis-Sibyan al-Mutaallimin jika diartikan berarti Kitab Perkebunan Jurutulis bagi Kanak-kanak yang Hendak Belajar karya Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat, Kepulauan Riau merupakan tulisan pertama berbahasa Melayu.

Tulisan ini selesai dikarangan pada 1267 Hijriah atau 1850 Masehi dikutip dari kumparan.com, Minggu, 15 November 2020.

Bustan al-Katibin dibuat ketika Raja Ali Haji berumur 40 tahun. Ditulis dalam tiga bagian, seperti Pendahuluan, Pasal-pasal berjumlah 30, dan Khatimah yang merupakan penutup.

Pada bagian mukadimah dijelaskan tentang kelebihan ilmu, akal, adab, dan budi bahasa.

Di bagian pasal-pasal menjelaskan perkara ejaan Jawi bahasa Melayu; kelas kata yang dibagi dalam tiga golongan: isim (kata kerja), fi’il (kata kerja), dan harf (kata partikel). Ada pula uraian tentang klausa, frasa, aturan sintaksis dan pembahasan tata bahasa lainnya.

Pada bagian akhir terdapat pesan-pesan. Pertama, kepada penuntut ilmu supaya mematuhi segala adab dan peraturan menuntut ilmu.

Kedua, kepada para guru dianjurkan supaya mengajar secara tertib mengikut segala susunan bab dan pasal-pasalnya. Ketiga, kepada para penyalin kitab supaya tidak mengurangi atau melebihi segala kandungan kitab dan memohon doa kepada Allah agar diampuni pengarangnya.

Lalu ditutup dengan salawat dan salam kepada Rasulullah Salallhualaihiwassalam dan keluarga serta sahabatnya dan bersyukur kepada Allah Subhanahuwataala.

Untuk diketahui, ada beberapa versi naskah Bustan al-Katibin, di antaranya yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.

Naskah ini memiliki ketebalan 80 halaman yang ditulis tangan dalam tulisan Arab Melayu berbentuk gaya khat nasytalik yang tegao, seimbang, dan konsisten.

Lalu tersimpan di perpustakaan School of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London. Untuk naskah ini merupakan hasil cetakan, berbeda dengan naskah yang tersimpan di Leiden.

Naskah di SOAS ini memiliki 76 halaman dalam bentuk jilid. Kitab yang sudah dicetak ini kemungkinan besar dihasilkan setelah naskah Busan al-Katibin selesai ditulis oleh Raja Ali Haji, juga produksi kitab cetakan ini dihasilkan saat Raja Ali Haji masih hidup.

Kemudian ada lagi naskah yang tersimpan di perpustakaan Universitas Cambridge dalam bentuk cetakan, dua naskah di Museum Pusat Jakarta, dan satu naskah lagi yang ditemukan di Riau yang berbeda dengan kedua naskah di Jakarta.