Ketika Koran Lokal dan Pejuang Tak Bisa Membedakan Pasukan Sekutu India Dengan Gurkha

22 Oktober 2020
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Kedatangan pasukan Sekutu (Inggris) dengan menurunkan orang-orang dari India dan Gurkha dengan tujuan melindungi dan mengungsikan tawanan perang Sekutu dan tawanan lainnya, melucuti dan mengembalikan tentara Jepang di Tanjung Priok pada 29 September 1945 tak bisa dibedakan oleh koran-koran lokal saat itu.

Bahkan juga tak bisa dibedakan oleh para pejuang Tanah Air dikutip dari historia.id, Kamis, 22 Oktober 2020.

Semua orang Indonesia saat itu beranggapan bahwa pasukan India adalah Gurkha, digambarkan sebagai serdadu kejam dan bengis. Padahal India dan Gurkha berbeda.

Akibat kesalahan ini, ketika aksi tentara Gurkha membuat murka para pejuang Republik, orang-orang India sipil terkena imbasnya. Dan ini terjadi di Surabaya pada awal November 1945.

Saat perang berkecamuk, Inggris amat menghormati identitas kelompok. Membuat satuan-satuan tentara dari India dikelompokkan berdasarkan suku meliputi Punjab, Patiala, Kumaon, Maharatta, Hyderabad, dan Rajputana.

Serdadu India yang mencolok adalah serdadu Sikh. Mereka selalu memakai sorban di kepalanya.

Sehingga penduduk menyebut mereka sebagai serdadu ubel-ubel. Kelompok serdadu lain berasal dari India timur (kemudian menjadi Pakistan) yang beragama Islam. Banyak di antara mereka bersimpati pada perjuangan Indonesia.

Namun, andalan pasukan Sekutu adalah kesatuan dari Nepal, terletak di kaki gunung Himalaya, yang disebut Gurkha.

Gurkha merupakan pasukan andal Inggris dalam melakukan operasi-operasi militer mempertahankan kawasan-kawasan koloninya.