Sejarah 19 Oktober: Tabrakan Kereta Api 1987, 72 Penumpang Tewas 156 Luka-Luka
Tragedi Bintaro (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Indonesia berduka, rangkaian Kereta Api (KA) 225 Merak bertabrakan dengan Kereta Api (KA) 220 Rangkas di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan tahun 1987.
Peristiwa yang disebut Tragedi Bintaro ini menewaskan 72 penumpang dan 156 orang lainnya luka-luka dikutip dari fotokita.grid.id, Senin, 19 Oktober 2020.
Peraturan saat itu menentukan yang boleh tidaknya KA berangkat bukanlah masinis. Ada beberapa orang lainnya yang berada di luar lokomotif. Sehingga kecelakaan ini merupakan peristiwa kelalaian dari beberapa petugas.
Hak penuh berada di Pemimpin Perjalanan Kereta Api (PPKA) Ketika kereta itu melintasi antar-stasiun. Sedangkan di dalam stasiun, yang memegangnya adalah juru langsir.
Peristiwa bermula dari kesalahpahaman kepala Stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 dengan tujuan Jakarta Kota. Kereta itu berangkat menuju Sudimara tanpa mengecek kondisi di stasiun.
Hasilnya, tiga jalur kereta yang berada di Stasiun Sudimara penuh akibat kedatangan KA 225. Tanpa melakukan komunikasi antara Stasiun Sudimara, KA 220 yang berada di Stasiun Kebayoran juga diberangkatkan.
Kereta ini berada di jalur sebaliknya, mengarah ke Sudimara. Kondisi itu memaksa juru langsir di Sudimara segera memindahkan lokomotif KA 225 menuju jalur tiga.
Karena ramainya jalur kereta, masinis tak dapat melihat semboyan dari juru langsir. Namun, KAA 225 yang seharusnya pindah rel tiba-tiba berangkat. Upaya dari juru langsir dan dan PPKA untuk menghentikan KA 225 sia-sia.
KA 225 yang membawa tujuh gerbong bertabrakan dengan KA 220 di Desa Pondok Betung. Pukul 06.45 WIB.