Bung Hatta (foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Terhitung, Sabtu 1 Desember 1956, WakIl Presiden RI Mohammad Hatta resmi melepaskan jabatannya setelah 11 tahun mendampingi Soekarno.
Setelah mundur tak ada lagi wapres di era Sukarno hingga dianggkatnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX di rezim Suharto.
Sejarawan sepakat bahwa yang menjadi penyebab mundurnya Hatta adalah pernyataan Sukarno dinukil dari liputan6.com, Kamis, 3 September 2020.
Secara gamblang ditulis dalam buku Sejarah Indonesia 8 Zaman Orde Lama yang menyebutkan mundurnya Hatta sebagai wapres disebabkan pernyataan Sukarno yang ingin mengubur partai politik.
Pendapat tersebut lalu mendapat pertentangan dari Hatta karena ia masih percaya pada sistem demokrasi yang bercirikan banyak partai politik. Selain itu, Hatta juga menentang konsepsi Presiden serta ide tentang Demokrasi Terpimpin.
Lambat laun pernyataan itu kemudia di bantah Soekarno namun malah menunjukkan sebaliknya ketika dalam pidatonya di hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1956, Sukarno mencanangkan betapa pentingnya sebuah Demokrasi Terpimpin.
Meskipun memiliki perbedaan pandangan politik, bapak Proklamator ini merupakan sahabat sampai mati. Mereka berpisah karena pandangan politik dan bukan karena masalah pribadi.
Buktinya, ketika Hatta terkena stroke, Soekarno langsung datang ke rumah sakit dan memintanya untuk berobat ke Swedia dengan biaya negara hingga membaik.
Sebaliknya, pada 19 Juni 1970, dua hari sebelum Sukarno wafat, Hatta menjenguk Soekarno yang terbaring sakit. Sukarno menangis dan dua hari kemudian, 21 Juni 1970, Sukarno wafat.