Kapan Pantun Mulai Dikenal Sebagai Jati Diri Budaya Melayu ? Ini Jawabannya

Kapan Pantun Mulai Dikenal Sebagai Jati Diri Budaya Melayu ? Ini Jawabannya

6 Agustus 2020
Ilustrasi (foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi (foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Pantun yang dikenal banyak orang sebagai jati diri orang-orang Melayu ternyata belum memiliki bukti otentik kapan pertama kali diperkenalkan.

Termasuk tak ada catatan pasti apa sebenarnya arti penamaan pantun itu sendiri dinukil dari kedubayaan.kemdikbud.go.id, Kamis, 6 Agustus 2020.

Namun ada sebuah bukti tertulis yang dapat ketahui dalam risalah tasawuf Hamzah Fansuri Asrar al-Arifin pada abad ke-16 M, namun naskah yang ada ditulis pada akhir abad ke-17 M.

Untuk teks Melayu tertua yang dijumpai dan mulai menyebut pantun sebagai bentuk sajak yang popular dalam masyarakat Melayu ialah teks syair-syair tasawuf Abdul Jamal, penyair dan sufi Melayu yang hidup di Barus dan Aceh pada abad ke-17 M.

Dia merupakan murid dari Syekh Syamsudin Pasai. Syair Abdul Jamal itu menyebut pantun dengan kata-kata seperti bandun, bantun, dan lantun.

Secara tersirat dalam syair itu pantun disebut sebagai puisi yang biasa dilantunkan secara spontan untuk menyindir, bercanda dan menghibur diri.

Loading...

Untuk diketahui pada umumnya pantun terdiri dari empat baris dengan pola sajak a b a b atau a a a a, tidak jarang terdiri dari enam atau delapan baris. Pantun delapan baris disebut talibun.

Pada pantun empat baris, dua baris awal merupakan sampiran, sedang dua baris akhir merupakan isi.

Dalam sampiran biasanya yang dinyatakan ialah gambaran alam atau lingkungan kehidupan masyarakat Melayu termasuk adat istiadat, sistem kepercayaan dan pandangan hidupnya.