Kekhawatiran Akan Virus Corona Semakin Meningkat Saat Kantor dan Mal Dibuka Ketika Indonesia Memutuskan Melangkah ke Normal Baru

Kekhawatiran Akan Virus Corona Semakin Meningkat Saat Kantor dan Mal Dibuka Ketika Indonesia Memutuskan Melangkah ke Normal Baru

26 Mei 2020
Kekhawatiran Akan Virus Corona Semakin Meningkat Saat Kantor dan Mal Dibuka Ketika Indonesia Memutuskan Melangkah ke Normal Baru

Kekhawatiran Akan Virus Corona Semakin Meningkat Saat Kantor dan Mal Dibuka Ketika Indonesia Memutuskan Melangkah ke Normal Baru

RIAU1.COM - Kekhawatiran meningkat atas pendekatan pemerintah untuk membuka kembali tempat-tempat umum sambil mendesak warga untuk merangkul "normal baru" karena jumlah kasus COVID-19 dan kematian terus meningkat di seluruh negeri. Anggota parlemen mempertanyakan keputusan pemerintah untuk mengurangi pembatasan sosial skala besar (PSBB), dengan mengatakan COVID-19 kasus dan kematian terus meningkat di banyak provinsi.

"Jalan-jalan, pasar, mal, tempat kerja akan ramai lagi dan virus dapat terus menyebar," anggota Komisi IX DPR yang mengawasi kesehatan Saleh Daulay dari Partai Amanat Nasional (PAN), mengatakan pada hari Selasa.

Saleh merujuk pada langkah-langkah yang diumumkan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Selasa dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam sebuah dekrit tentang protokol kesehatan dalam normal baru selama akhir pekan.

Pada hari Selasa, Presiden Jokowi mengunjungi sebuah mal di Bekasi, Jawa Barat, dan stasiun MRT Bundaran HI di Jakarta Pusat dalam persiapan untuk mengurangi PSBB ketika ia mendorong orang untuk hidup berdampingan dengan virus. Pemerintah juga telah mulai berdiskusi dengan para ahli tentang penerapan pedoman normal baru di sekolah.

Saleh menambahkan bahwa implementasi PSBB di beberapa daerah tidak cukup ketat sehingga pedoman seperti itu tidak akan membantu.

“Misalnya, keputusan Menteri Kesehatan tentang operasi kantor dan pabrik. Ini berisi langkah-langkah biasa yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Ini bukan hal baru dan tidak dapat dianggap sebagai kebijakan baru untuk mendukung normal baru. "

"Peraturan itu hanya membenarkan orang yang melanggar PSBB," katanya.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan masih terlalu dini bagi pemerintah untuk menyesuaikan diri dengan normal baru, terutama di Jakarta, pusat gempa COVID-19 di Indonesia. Mal-mal di ibu kota seharusnya tidak segera dibuka kembali setelah berakhirnya PSBB di Jakarta pada 4 Juni, tambahnya

"YLKI menyerukan kepada publik untuk tidak mengunjungi mal sebelum situasi benar-benar aman," kata ketua YLKI Tulus Abadi, mengutip potensi besar untuk pelanggaran terhadap pedoman normal baru.

"Kita harus terlebih dahulu menyelesaikan infeksi virus yang meluas sebelum menyelesaikan dampak ekonomi," tambahnya.

Wakil ketua Komisi IX, Nihayatul Wafiroh, mengatakan pemerintah harus memastikan bahwa norma baru itu aman untuk semua orang dan seharusnya tidak ada lagi kebijakan flip-flop.

“Mungkin pemerintah berpikir bahwa sudah waktunya untuk mentolerir [mobilitas yang lebih besar], tetapi kita harus tetap berhati-hati dengan mengikuti panduan. Ini untuk menopang perekonomian, "kata politisi Partai Kebangkitan Nasional (PKB) itu.

Achmad Baidowi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengatakan kesehatan masyarakat dan ekonomi sama pentingnya sehingga pedoman normal baru harus segera dilaksanakan di semua tempat umum. Ketua Komisi X DPR yang mengawasi pendidikan Syaiful Huda meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam merencanakan pembukaan kembali sekolah karena transmisi virus tetap tinggi.

“Memaksa sekolah untuk membuka kembali akan membahayakan siswa dan guru [...] Data Asosiasi Dokter Indonesia menunjukkan bahwa 129 anak meninggal dengan gejala COVID-19 dan 14 anak yang meninggal dinyatakan positif terinfeksi COVID-19,” katanya.