Epidemiologi UI Ragukan Hasil Riset LSI Denny JA Soal Corona Berakhir Juni

18 Mei 2020
Ilustrasi pemakaman jenazah korban virus corona.

Ilustrasi pemakaman jenazah korban virus corona.

RIAU1.COM - Hasil riset LSI Denny JA menyebutkan bahwa virus corona di Indonesia akan berakhir bulan Juni 2020. 

 

Namun,  Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Hermawan Saputra meragukan hasil riset tersebut. 

Sebab Hermawan, memprediksi Indonesia akan sibuk untuk hidup berdampingan dengan virus corona sepanjang tahun 2020 bila pemerintah dan masyarakat tidak konsisten menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Hermawan sekaligus merespons hasil riset yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan 99 persen kasus virus corona di Indonesia akan berakhir Juni 2020.

"Intinya kita harus siap bermaraton, kalau misalnya tahun ini kita menyebutnya the year with Covid-19. Jadi tahun ini kita masih disibukkan dengan Covid 19," kata Hermawan seperti dilansir CNN Indonesia,  Minggu (17/5).


Lebih lanjut, Hermawan menilai para peneliti yang membuat riset model maupun pemerintah kerap kali gegabah saat mengambil kesimpulan terkait siklus hidup maupun puncak pandemi Covid-19.

Padahal, kata dia, dalam prediksi model itu banyak asumsi-asumsi yang dapat memengaruhi perkiraan puncak wabah di dalam riset tersebut.

Salah satu asumsi yang biasa digunakan berkaitan dengan faktor kebijakan pengetatan atau pembatasan sosial hingga jangkauan tes massal corona.


"Jadi selama ada perubahan kebijakan, dan perilaku masyarakat tak terkontrol, maka dinamika variabel-variabel yang dijadikan asumsi itu juga bergerak," kata dia.

"Maka dulu kita liat ada prediksi bulan April atau Mei itu terjadi puncak kasus. Nah tapi sekarang kan jadi mundur," ucap Hermawan menambahkan.

Prediksi puncak virus corona di Indonesia pada awal Mei dan berakhir awal Juni itu pernah dikemukakan Ketua Tim Pakar Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Hermawan sendiri juga pesimistis bila wabah virus corona berakhir pada bulan Juni seperti riset yang dilakukan LSI Denny JA maupun prediksi Wiku.

Ia memperkirakan situasi itu akan tambah parah bila rencana pemerintah merealisasikan rencana relaksasi PSBB dalam waktu dekat.


Pemerintah melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan untuk membuat simulasi terkait pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Sangat riskan bila kita buka kelonggaran apalagi sampai mengizinkan semua moda transportasi," tutur Hermawan.

Terlebih lagi, Hermawan menegaskan puncak krisis pandemi virus corona di Indonesia belum terjadi sampai saat ini.

Sehingga, lanjut dia, sangat berisiko untuk membuka kelonggaran kebijakan PSBB dan membiarkan masyarakat beraktivitas serta berkumpul di ruang publik.

Kondisi yang lebih parah bisa terjadi jika perilaku masyarakat tetap sulit untuk disiplin dan tak peduli terkait wabah corona.

"Dan kita harus punya napas panjang untuk bermaraton dengan tetap menjaga daya tahan tubuh dan kesabaran melewati ini semua," ucap Hermawan.


LSI Denny JA menyatakan 99 persen kasus virus corona di Indonesia akan berakhir Juni 2020. Riset itu mengolah data sekunder dari tiga sumber.

Yakni dari Worldmeter data dunia virus corona, Singapore University of Technology and Desaign, dan berbagai hasil riset lainnya.

 

LSI Denny JA juga mengeluarkan prediksi kegiatan perekonomian di Indonesia bisa kembali beroperasi mulai bulan Juni 2020, meski pandemi virus corona masih berlangsung. 

LSI Denny JA juga merekomendasikan memperlonggar PSBB di DKI Jakarta, Bogor, Bandung dan Bali, mulai sekarang untuk menghidupkan ekonomi. 

R1.