Ilustrasi pengambilan sampel tes swab PCR.
RIAU1.COM - Kembali bertambah setelah dites Swab PCR. Jumlah Kasus positif virus corona (Covid-19) di pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut, Surabaya, kembali bertambah 29 orang.
Maka total karyawan Sampoerna yang positif Covid-19 mencapai 65 orang.
Sebelumnya sudah 34 orang dinyatakan positif corona dan dua lainnya meninggal dan terbukti positif corona.
Sebanyak 29 orang tersebut merupakan bagian dari gelombang kedua kelompok karyawan, yang menjakani tes swab polymerase chain reaction (PCR) di RSUD dr Soetomo, Surabaya.
"Tes swab tahap kedua, tadi malam, kira-kita tengah malam kami dapat hasil lagi 29 yang positif," Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Minggu (3/5), seperti dilansir CNN Indonesia.
Kini pihaknya pun terus berkoordinasi agar para karyawan tersebut bisa segera dirawat intensif di rumah sakit.
Sebab sejauh ini baru 25 yang dirujuk. Sementara sisanya masih berada di tempatkan di salah satu hotel di Surabaya
"Tentunya mereka membutuhkan perawatan rumah sakit. Karena kemarin baru 25 yang dirujuk ke RS, sebagian di antaranya masih ada di ruang observasi, di salah satu hotel yang ada di Surabaya," katanya.
Tak hanya itu, Tim Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim juga telah penelusuran ke pondokan-pondokan tempat tinggal para pegawai Sampoerna yang positif tersebut.
"Sudah mentracing di mana pondokan-pondokan karyawan itu, para tetangga terdekat juga ditracing, sudah mulai dilakukan," ujarnya.
Sebelumnya, pada gelombang pertama ada 46 orang yang menjalani tes swab PCR, hasilnya 34 orang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.
Jika ditambah dengan hasil gelombang kedua, dan 2 orang karyawan yang meninggal dunia, total kasus corona di Sampoerna mencapai 65 orang.
Klaster penularan Covid-19 di PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut Surabaya, bermula dari dua orang karyawan yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Mereka sempat menjalani perawatan di rumah sakit, namun kemudian nyawa keduanya tak terselamatkan.
Penelusuran orang-orang yang ditengarai memiliki kontak erat dengan dua karyawan itu pun dilakukan.
Sebanyak 500-an pekerja di pabrik itu menjalani rapid test, 100 di antaranya rapid tesnya menunjukkan hasil reaktif, mereka kemudian melakukan tes swab PCR dan diobservasi.
Enggan berpolemik
Kemunculan klaster sampoerna ini sempat menimbulkan polemik antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya.
Hal itu bermula ketika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa Pemkot Surabaya terlambat memberikan respon saat pertama kali kasus corona di pabrik tersebut baru ditemukan.
Pemkot Surabaya yang tak terima pun membantahnya.
Kini Khofifah enggan memperpanjang polemik tersebut. Menurutnya apa yang dilakukan pihaknya dengan menangani klaster penularan Covid-19 di Sampoerna, tak lain adalah untuk mencari jalan keluar agar penularan tak semakin parah.
"Saya mohon kita tidak berpolemik, karena yang kita lakukan adalah how to solve the problem, how to solve the problem, how to solve the problem," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (2/5).
Menurut Khofifah, salah satu tugas pemimpin yang paling penting adalah melindungi nyawa dan jiwa rakyatnya,. Hal itu, kata dia, merupakan kewajiban yang harus diemban oleh pemimpin di level apapun.
Sementara itu, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengungkapkan bahwa Dinas Kesehatan Surabaya memang pernah menangani penularan Covid-19, saat pertama kali ditemukan kasus infeksi di pabrik rokok PT HM Sampoerna, Surabaya, pada pertengahan April lalu.
Namun, pihak Sampoerna kemudian meminta pertolongan kepada Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, pada 28 April.
Artinya menurut Joni, ada yang belum tuntas dalam hal penanganan di pabrik tersebut.
"Tanggal 28 itu kan beliau [Sampoerna] kesini, artinya kalau dari manajemen Sampoerna ke Ibu Gubernur, ke Grahadi, artinya itu ada yang belum selesai kan, karena mereka tahu masalah ini besar," kata Joni, di lokasi yang sama.
Menanggapi pernyataaan itu Pemkot Surabaya pun menampik adanya keterlambatan informasi maupun penanganan Covid-19 yang terjadi di lingkungan karyawan PT HM Sampoerna Tbk, Rungkut Surabaya.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser mengatakan, bahwa pihak Pemkot Surabaya sendiri yang memanggil pihak perusahaan untuk mendorong agar semua karyawannya dilakukan rapid test secara masif.
"Bahwa pemerintah kota tidak pernah terlambat. Ibu Gubenur (Jawa Timur) tidak benar. Awal mulanya pada tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan. Pada 9 April 2020 pasien dirujuk di rumah sakit dan tanggal 13 April pasien melakukan pemeriksaan tes swab di rumah sakit yang berbeda," kata Fikser di ruang Sekretaris Daerah, Balai Kota Surabaya, Sabtu (2/5).
PT HM Sampoerna, Tbk sendiri sudah menutup pabriknya di Rungkut dan mengisolasi karyawannya.
Disinfektasi dilakukan ke pabrik rungkut. Selain itu Sampoerna juga menjamin produknya aman dari corona karena sudah dikarantina lima hari sebelum didistribusikan.
R1 Hee.