Reaksi Ade Armando saat Ada Hasil Survei Sebut Anies Baswedan Paling Responsif Tangani Corona
Ade Armando
RIAU1.COM - Median melakukan survei bertajuk ‘Persepsi Publik atas Penanganan Wabah COVID-19: Kinerja Pemerintah Pusat, PSBB vs Lockdown, Darurat Sipil, dan Mudik’.
Dilansir idToday.co, dalam survei itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut sebagai kepala daerah yang paling responsif terhadap penanganan Corona.
Anies berada di urutan pertama mengungguli kepala daerah lainnya, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Khofifah Indar Parawansa, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma).
Sementara itu, Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando menilai survei yang dilakukan Median yang menyatakan Anies Baswedan sebagai kepala daerah yang paling unggul dalam penanganan virus corona adalah bohongan.
“Saya duga, survei Median yang bilang Anies Gubernur Paling top menangani corona itu bohong,” tulis Ade Armando dalam postingan di akun facebooknya, yang dilihat pada Kamis 30 April 2020.
Peniliaian itu didasarkan pada keberadaan lembaga survei Median, petingginya adalah orang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pada Pilgub DKI Jakarta ikut mendukung Anies Baswedan.
“Lembaga Survei Median yang petingginya adalah kader PKS meluncurkan survei yang bilang Anies Baswedan dinilai masyarakat sebagai Gubernur yang langkah-langkahnya paling tepat menangani Corona. Saya duga itu bohong.” sebut Ade Armando.
Ade Armando mengaku, dirinya telah membuka website Median dan nama Anies tidak ada dalam persentase survei Nasional.
“Saya mencoba mencek kebenaran datanya. Ternyata ketika saya buka website Median, data tentang keunggulan Anies ini tidak ada dalam presentasi Median tentang survei nasional mereka terhadap persepsi publik mengenai penanganan Corona,” kata Ade.
“Survei median itu cuma memusatkan perhatian pada persepsi publik mengenai kinerja pemerintah Pusat. Bukan tentang pemerintah provinsi. Bukan soal Gubernur. Saya duga sebenarnya dalam survei nasional yang asli tidak ada data tentang Anies. Data tentang Anies dipaksakan muncul belakangan. Memalukan!” pungkasnya.