gubenur sumbar/net
RIAU1.COM -PADANG-Gubenur Se-Sumatera melakukan video confrence terkait ketersedian bahan pangan di tengah pandemi corona, Kamis (23/4). Ikut dalam pertemuan virtual itu, kepala perwakilan Bank Indonesia se Sumatra.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno dalam pertemuan tersebut mengatakan, saat ini kesediaan pasokan bahan pangan di Sumbar masih mencukupi kebutuhan masyarakat, walau di tengah situasi pandemi corona atau covid-19.
Selain Irwan, pertemuan diikuti Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman, Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru dan beberapa pejabat terkait dalam pemerintah provinsi se Sumatera.
Irwan menjelaskan persedian bahan pangan Bulog cukup untuk 4 sampai 5 bulan ke depan. Dengan rincian stok, beras 8.800 ton di antaranya dalam proses pengadaan sebanyak 4.000 ton, gula pasir 350 ton, daging beku 10 ton, minyak goreng 4.000 liter, dan tepung terigu 18 ton.
“Apalagi saat ini Sumbar memasuki masa panen dengan perkiraan bulan depan, panen bawang putih dengan luas lahan 150 hektar. Rata-rata produktivitas bawang putih sebanyak 10 ton per hektare. Diperkirakan akan surplus pasokan bawang putih sebanyak 1.500 ton,” ujarnya.
Selain itu juga ada panen beras, bawang merah dan cabe merah. Panen beras pada bulan Mei sebanyak 271.377 ton dan Juni 214.699 ton. Sementara panen bawang merah di bulan Mei sebanyak 12.896 ton dan bulan Juni 10 ribu ton. Untuk cabe merah diperkirakan panen pada Mei sebanyak 66 ribu ton dan bulan Juni sebanyak 75 ribu ton.
Berdasarkan data produksi dan konsumsi bahan pangan di Sumbar cenderung surplus pasokan. Sehingga, Sumbar bisa berperan sebagai daerah pemasok bagi wilayah lain di kawasan Sumatra maupun wilayah pulau Jawa. “Untuk sementara komoditas yang cenderung defisit adalah bawang putih dan gula,”ujarnya.
Irwan juga setuju dengan adanya kerja sama perdagangan antar daerah. Tim Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Sumbar melaksanakan upaya pengendalian inflansi dengan penjualan bahan pangan oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC) Sumbar melalui media pemasaran online (gojek).
Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan kesedian pasokan dan menjaga kestabilan harga pangan di tengah resiko kenaikan harga tinggi akibat penyebaran wabah Covid-19. Alternatif lainnya yaitu pelaksanaan operasi pasar di tengah himbauan social distancing dengan melalui penjualan paket sembako murah secara online oleh TTIC.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat memperkirakan inflasi tahunan Sumatra triwulan I (Maret) tetap terkendali dan aman. Tercatat sebesar 0,55%. Capaian ini masih rendah dari kumulatif nasional pada periode yang sama yaitu sebesar 0,76%.
“Namun terdapat tekanan dari inflansi beberapa komoditas pangan strategis. Antara lain, cabe merah, bawang putih, bawang merah, minyak goreng dan gula pasir,” katanya.
Belum seluruh provinsi mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Beberapa provinsi di Sumatera tercatat masih defisit. Hal ini membuat beberapa daerah memiliki ketergantungan pasokan dari daerah penghasil atau sentra. Akibatnya harga non sentra harga komoditas cenderung lebih tinggi.
“Banyak distributor memanfaatkan kondisi bencana pandemi Covid-19 dengan melakukan penimbunan. Ditambah lagi konsumen melakukan belanja berlebihan,” ujarnya.
Untuk itu dengan jalan Kerjasama Antar Daerah (KAD) atau perdagangan antar daerah menjadi salah satu jalan alternatif dalam memastikan tersedianya pasokan produk atau komoditas tertentu, sehingga fluktuasi harga dapat diredam ketika suatu daerah tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. (langgam.id)