Ini Tanggapan Pihak Berwenang Terkait Berita Kematian Dua Relawan di Wisma Atlet Kemayoran

Ini Tanggapan Pihak Berwenang Terkait Berita Kematian Dua Relawan di Wisma Atlet Kemayoran

2 April 2020
Ini Tanggapan Pihak Berwenang Terkait Berita Kematian Dua Relawan di Wisma Atlet Kemayoran

Ini Tanggapan Pihak Berwenang Terkait Berita Kematian Dua Relawan di Wisma Atlet Kemayoran

RIAU1.COM - Pihak berwenang telah menepis rumor bahwa dua sukarelawan di rumah sakit darurat Jakarta untuk COVID-19 di wisma atlet Kemayoran telah meninggal setelah tertular penyakit coronavirus.

Informasi itu dimulai dengan sebuah pos di akun Facebook yang didirikan dengan nama Andriana Nova Grantina, di mana pemegang akun yang terlihat mengatakan seniornya, bernama Sia Ai Hung, dan saudara perempuannya, Sia Ai, meninggal karena COVID-19 pada hari Senin dan Rabu.

"Keduanya adalah sukarelawan di rumah sakit darurat atlet desa Kemayoran," kata posting yang diterbitkan pada hari Rabu.

Postingan itu, yang juga menampilkan foto-foto yang mengaku dari keduanya, kemudian diturunkan, tetapi screengrab dari postingan Facebook telah beredar melalui platform media sosial lainnya, termasuk Twitter.

Aktivis hak asasi manusia Nursyahbani Katjasungkana memposting ulang tangkapan layar posting Facebook di akun Twitter-nya pada hari Rabu.

Kepala gugus tugas COVID-19 rumah sakit darurat, komandan Brig. Jenderal Agung Hermawanto, mengatakan pihak berwenang belum menerima laporan mengenai informasi tersebut.

"Saat ini kami memiliki sekitar 300 relawan yang bekerja di rumah sakit darurat, dan sejauh ini, kami belum menerima laporan tentang kematian relawan," kata Agung seperti dilansir dari The Jakarta Post.

Echoing Agung, komandan Komando Daerah Pertahanan Gabungan I Laksamana Yudo Margono mengatakan informasi itu bohong.

"Kami telah memeriksa informasi melalui database [Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan BPPSDM], dan tidak ada sukarelawan dengan nama [Sia Ai Hung dan Sia Ai] di rumah sakit darurat desa atlet," Yudo Margono mengatakan kepada Post. .

Yudo juga meyakinkan publik bahwa setiap informasi yang terkait dengan rumah sakit darurat akan langsung dilaporkan kepadanya, sehingga tidak akan ada informasi yang hilang mengenai situasi di lapangan.

Dia kemudian menyesalkan beredar "berita palsu" tentang rumah sakit di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Pekan lalu, informasi yang konon memberitahu orang-orang bagaimana masuk ke rumah sakit darurat di desa atlet Kemayoran melalui nomor telepon dokter yang ditunjuk juga beredar di media sosial, dan kemudian ternyata hanya bohong.

Panglima Komando Militer Jakarta Mayor Jenderal Eko Margiyono, yang telah ditunjuk untuk memimpin operasi rumah sakit darurat, juga berbicara menentang kebohongan yang beredar, menyerukan penduduk untuk mempercayai informasi dan saran pemerintah dalam pertempuran melawan COVID-19.

"Saya menuntut siapa pun yang membuat tipuan seperti itu menghentikan tindakan mereka, karena itu hanya akan memperburuk situasi," kata Eko seperti dikutip oleh kantor berita Antara pada 26 Maret.

Dia juga menyarankan orang untuk tidak panik atas informasi yang beredar di media sosial dan meyakinkan publik bahwa rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pendukung, termasuk layanan penanganan yang aman dan fasilitas karantina sendiri.

Juru bicara Kepolisian Jakarta Yusri Yunus mengatakan bahwa 43 tipuan mengenai COVID-19 sedang dalam penyelidikan polisi dan sejauh ini telah menangkap tujuh tersangka, yang semuanya didakwa berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) 2016, kompas.com melaporkan .

Sejak mulai beroperasi minggu lalu, rumah sakit darurat di desa atlet telah merawat sekitar 428 pasien, 111 di antaranya telah dinyatakan positif COVID-19. Rumah sakit juga melaporkan tiga kematian pasien yang diduga mengidap COVID-19.

Hingga Rabu sore, Indonesia telah mengkonfirmasi 1.677 kasus virus korona dengan 157 kematian, menjadikan angka kematian negara itu 9,3 persen di antara yang tertinggi di dunia.

 

 

 

R1/DEVI