Positif Corona, Garuda Indonesia Sebut Warga Negara Australia Telah Diperiksa di Bandara

Positif Corona, Garuda Indonesia Sebut Warga Negara Australia Telah Diperiksa di Bandara

19 Maret 2020
Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Tempo.co

Pesawat Garuda Indonesia. Foto: Tempo.co

RIAU1.COM -Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk angkat bicara menanggapi kabar terkait dengan warga negara asing asal Canberra, Australia, yang dinyatakan positif virus corona dalam perjalanan dari Jakarta menuju Australia dengan kode penerbangan GA712.

Dilansir dari Tempo.co, Kamis (19/3/2020), Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, penumpang itu telah melalui proses pemeriksaan di bandara sebelumnya dan dinyatakan layak untuk melanjutkan penerbangan. Selama dalam penerbangan, awak kabin tidak melihat adanya tanda-tanda penumpang tersebut memiliki gejala khusus virus Corona atau Covid-19.

Setelah mendapat kabar penumpang positif terjangkit corona itu, pesawat eks GA 712 juga telah dilakukan pembersihan disinfeksi sesuai standar operasional Garuda Indonesia.

"Kru kabin yang bekerja di area duduk penumpang tersebut juga melaksanakan self isolate selama 14 hari,” ucapnya.

Sebelumnya diinformasikan berdasarkan otoritas kesehatan ACT, seorang wanita Canberra berusia sekitar 70 tahun mengidap virus Corona di Indonesia. Wanita tersebut dinyatakan positif terkena virus pada Selasa malam lalu dan merupakan kasus ketiga yang dikonfirmasi oleh ACT.

Kepala petugas kesehatan ACT Kerryn Coleman mengatakan wanita itu sedang dalam perjalanan kembali ke Australia ketika dia terinfeksi. Perempuan tersebut naik penerbangan Garuda Airlines GA712 antara Jakarta dan Sydney pada Sabtu pekan lalu, 14 Maret 2020, yang mendarat di Sydney pukul 09.30.

Dengan hasil positif Covid-19 tersebut, artinya penumpang dalam penerbangan yang sama dan duduk di baris 41 hingga 45 dianggap sebagai kontak terdekat. Otoritas kesehatan pun mendesak mereka yang berada di baris itu untuk mengisolasi diri.

Sementara itu, bagi penumpang lain di atas pesawat dinyatakan tidak memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar. Setelah mendarat, wanita tersebut juga sempat naik bus Murrays antara Bandara Sydney dan Canberra. Bus meninggalkan bandara pada 14 Maret pukul 02.25.