Budi Karya Sempat Ikut Rapat Bersama Presiden dan Para Menteri Sebelum Positif Corona, Kabinet Jokowi Di-Lockdown?

15 Maret 2020
Presiden Jokowi

Presiden Jokowi

RIAU1.COM - Menhub Budi Karya Sumadi terinfeksi virus corona menjadi masalah baru bagi Kabinet Indonesia Maju. Sebab, sebelum dinyatakan positif Covid-19, Ia sempat mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi dan para menteri lainnya, bukan tidak mungkin kabinetnya akan di-lockdown.

Menhub Budi Karya pada Rabu lalu 11 Maret 2020, menghadiri dua agenda Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Negara yang dipimpin Presiden Jokowi. Pertama mengenai Otonomi Khusus Papua, dan kedua mengenai Permasalahan Tanah di Sumatera Utara. Sejumlah menteri terkait juga menghadiri kedua ratas itu.

Setelahnya, Menhub Budi Karya berkunjung ke kantor Pelindo II untuk bertemu dengan koleganya Menteri Infrastruktur dan Manajemen Air Negara Belanda Mrs Cora Van Nieuwenhuize.

Pada Kamis 12 Maret 2020, sudah tidak terdengar informasi mengenai Menhub Budi Karya. Sementara itu, hari Jumat 13 Maret 2020 mulai beredar desas desus yang mengatakan ia dilarikan ke sebuah rumah sakit swasta. 

 

Sabtu 14 Maret 2020, kabar Menhub Budi Karya terjangkit Covid-19 santer di sejumlah grup WA aktivis dan pemerhati politik, namun kabar itu dibantah. Menjelang petang, jurubicara pemerintah untuk urusan Corona mengatakan Budi Karya belum positif Covid-19.

Beberapa jam kemudian, Mensesneg Pratikno memberikan penjelasan mengenai Covid-19 yang menjangkiti Menhub Budi Karya.

 

Apa yang dialami Menhub Budi Karya ini tidak main-main. Perlu perhatian serius, juga penangangan yang tidak kalah serius. Yang tidak kaleng-kaleng. Dilansir Rmol.id, selain Menhub Budi Karya Sumadi, sejumlah menteri lain juga telah diperiksa apakah terjangkit atau tidak.

Di berbagai grup WA kini mulai ramai dibicarakan skenario Kabinet Lock-Down untuk sementara menunggu hasil pemeriksaan Covid-19 para menteri.

"Presiden Joko Widodo tentunya sesuai protokol kesehatan penanganan Corona, sudah tentu concern dengan protokol yang ada dimana jika ada yang terkena maka harus ditracing dan dites kesehatannya," ucap Tenaga Ahli Utama Kepresidenan KSP, Dany Amrul Ichdan.