Empat Anak di Bogor Meninggal Karena Demam Berdarah

Empat Anak di Bogor Meninggal Karena Demam Berdarah

11 Maret 2020
Empat Anak di Bogor Meninggal Karena Demam Berdarah

Empat Anak di Bogor Meninggal Karena Demam Berdarah

RIAU1.COM - Wabah demam berdarah di kota Bogor telah menyebabkan empat anak meninggal tahun ini.

Penjabat Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan bahwa Bogor adalah daerah endemis demam berdarah.

Dia mengatakan bahwa sejak awal Januari hingga awal Maret 2020, ada peningkatan jumlah pasien demam berdarah di Kota Bogor. Menurut catatan sementara, pada Januari ada 43 pasien, sedangkan pada Februari ada 66 pasien dan pada awal Maret ada 11 pasien.

"Dari jumlah pasien itu, sebanyak empat pasien anak yang terinfeksi demam berdarah mati," katanya.

Dibandingkan tahun lalu, jumlah pasien demam berdarah pada tahun 2020 jauh lebih rendah. Pada tahun 2019, ada155 penderita demam berdarah pada bulan Januari, pada bulan Februari ada 162 pasien dan pada bulan Maret ada 92 pasien.

"Sementara dalam tiga bulan terakhir, jumlah pasien demam berdarah yang meninggal pada 2019 mencapai sepuluh orang, tiga orang pada Januari, lima orang pada Februari, dan dua orang pada Maret," katanya.

Dia menjelaskan bahwa wabah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

"Demam berdarah disebabkan oleh virus dan gejalanya hampir sama dengan penyakit lain," katanya.

Dalam pemeriksaan laboratorium, biasanya pada hari pertama, semuanya normal, dokter akan memberi mereka terapi cairan. "Jika pada hari ketiga demamnya tidak berkurang, kami menyarankan mereka untuk mengambil tes laboratorium untuk melihat trombosit," katanya.

Pada hari keempat dan kelima adalah masa kritis demam berdarah. Trombosit yang menurun disertai dengan perdarahan. "Kondisi itu disertai dengan kurangnya cairan yang masuk yang menyebabkan DSS," katanya.

Dia mendesak orang-orang untuk memperhatikan demam berdarah dan wabah ini tidak boleh ditutup-tutupi oleh masalah Covid-19, karena penyakit demam berdarah lebih berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.

"Jadi kita harus meningkatkan lagi kegiatan pemberantasan nyamuk (PSN), kita sudah mulai kemarin kita juga melakukan fogging di beberapa daerah," pungkasnya.

 

 

 

R1/DEVI