Melihat Rapi Dan Hijaunya Pembangunan Kota Medan Era Kolonial Belanda

Melihat Rapi Dan Hijaunya Pembangunan Kota Medan Era Kolonial Belanda

26 Februari 2020
Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Ketika Pemerintah Hindia Belanda menguasai kota Medan, mereka langsung memposisikan kota itu sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan dan membangunnya sebagai representasi kota besar yang rapi.

Saat itu Medan masih terdiri dari empat kampung seperti Kampung Kesawan, Kampung Sugai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir dinukil dari indonesia.go.id, Rabu, 26 Februari 2020.

Empat kampung itu berada di dua aliran sungai seperti Sungai Deli dan Sungai Babura.

Pepohonan juga turut ditanam. Beberapa diantaranya adalah pohon mahoni, kecapi, dan pohon keras lainnya ditanam di jalanan tengah kota. Untuk Mahoni ditanam sepanjang jalan menuju ke Pelabuhan Belawan yang panjangnya 25 km dari pusat kota.

Sementar beringin, mereka tanami di sekeliling Esplanade atau lapangan yang luas. Kebutuhan masyarakat Medan masa itu juga turut diperhatikan.

Seperti membangun Waterleiding (PAM), rumah sakit, pasar, pembangkit listrik dan air bersih dibangun secara terpisah dan berjarak.

Namun sayang, setelah Indonesia merdeka muncul ide untuk menata kota seperti rancangan gemeente (kotapraja) sekitar tahun 1950-an. Kota Medan perlahan kehilangan keindahan dan keteduhannya.

Yang terlihat dan tersisa kini hanya gedung-gedung perkantoran baru, mal dan hotel.