27 Warga di Simalungun Sumut Keracunan Setelah Santap Daging Anjing

27 Warga di Simalungun Sumut Keracunan Setelah Santap Daging Anjing

25 Februari 2020
Selain menjadi hewan peliharaan, anjing juga dikonsumsi oleh sejumlah kalangan. Foto: Kumparan.com.

Selain menjadi hewan peliharaan, anjing juga dikonsumsi oleh sejumlah kalangan. Foto: Kumparan.com.

RIAU1.COM -Keracunan setelah menyantap daging anjing dialami oleh 27 warga Desa Panombean Hutahurung, Kecamatan Hataran, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara pada Rabu (19/2/2010) lalu. Mereka yang tumbang langsung dilarikan ke puskesmas terdekat.

Dilansir dari Kumparan.com, Selasa (25/2/2020), kejadian berawal saat warga Desa Panombean menggelar acara makan daging anjing bersama-sama. Di daerah itu, acara makan daging anjing bersama-sama memang sudah biasa dilakukan.

Tak cuma menjadi binatang peliharaan yang dekat dengan manusia, anjing juga dikonsumsi oleh sejumlah kalangan. Selain di Indonesia, hewan domestik yang satu ini juga menjadi santapan warga di sejumlah negara seperti di Eropa, Rusia, Afrika, Amerika Latin, China, Filipina, dan Korea Selatan. Di Vietnam, angka kematian anjing yang dibunuh untuk menjadi bahan makanan bahkan mencapai 5 juta ekor setiap tahunnya.

One Green Planet dalam sebuah ulasannya menyebut festival daging anjing Yulin yang dihelat di Yulin, Guangxi, China sempat memancing kemarahan aktivis hewan. Mereka menyerukan agar festival tahunan ini dihapuskan.

Beredarnya foto-foto anjing yang meringkuk ketakutan ketika dikurung di dalam kandang sebelum akhirnya disembelih untuk kepentingan festival dianggap sebagai bentuk kekejaman terhadap binatang. Sebenarnya, tak hanya kesejahteraan hewan yang dipersoalkan oleh para aktivis, tetapi juga dampak kesehatan yang timbul akibat kebiasaan mengonsumsi daging anjing.

Beberapa masalah kesehatan yang dikhawatirkan saat manusia mengonsumsi daging anjing antara lain:

1. Rabies

Konsumsi daging anjing dikhawatirkan menjadi media penyebaran rabies dari hewan ke manusia. Kasus ini pernah terjadi di Filipina ketika 10 ribu anjing dan 300 orang terbunuh akibat rabies setiap tahunnya.

Rabies merupakan virus mematikan yang menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi. Virus ini selain menyebar melalui anjing, bisa juga dari kelelawar, rubah, dan rakun.

Meskipun ada upaya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memvaksinasi anjing secara massal dalam rangka mencegah penyebaran rabies, namun melalui proses pengadaan, penyembelihan, dan penjualan anjing, yang menggerakkan puluhan ribu anjing melintasi perbatasan internasional, membuat pencegahan rabies terasa sulit.

Pekerja dapat dengan mudah terinfeksi rabies selama penyembelihan dan menyebarkan penyakit ke anjing dan manusia lainnya. Pada 2008, 20 persen anjing di rumah jagal di Hoai Duc, Vietnam, ditemukan menderita rabies.

Tahun sebelumnya, Vietnam menderita wabah rabies dengan sekitar 30 persen kematian disebabkan oleh pembantaian anjing untuk daging. Menurut catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Center for Disease Control/CDC) Amerika Serikat, hanya ada 10 orang yang pernah selamat dari penyakit mengerikan ini. Ini jelas menjadi perhatian utama ketika penyakit berbahaya dan mematikan seperti itu dapat dengan mudah menyebar.

Loading...

2. Penyakit Lainnya

Ada banyak penyakit dan infeksi lain yang disebabkan karena konsumsi daging anjing sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia. Direktur Regional Komisi Inspeksi Daging Nasional Filipina mengakui bahwa mereka tidak melakukan pemeriksaan terhadap daging anjing yang bakal dikonsumsi. Sayangnya, hal serupa juga menjadi tren di China.

Bakteri yang terkait dengan kolera juga mudah disebarkan dan diperbanyak melalui proses transportasi massal dan pembantaian anjing untuk konsumsi.

Menyusul wabah besar kolera di Vietnam, perwakilan WHO pernah memperingatkan bahwa makan daging anjing, atau makanan lain dari gerai yang menyajikannya, erat kaitannya dengan peningkatan 20 kali lipat risiko terinfeksi bakteri.

Trichinellosis adalah parasit zoonosis yang dapat dengan mudah ditularkan dari anjing ke manusia melalui konsumsi daging yang terinfeksi. Setelah parasit ini berada di tubuh manusia, mereka dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan di dasar kuku dan mata, di samping kelemahan otot yang parah. Jika tidak diobati, trichinellosis bisa berakibat fatal.

3. Resistensi Antibiotik

Menurut Change for Animals Foundation, di peternakan anjing, sejumlah besar anjing hidup dalam kurungan tertutup, dalam kondisi tertekan, dan biasanya diberi makan dengan makanan berkualitas rendah yang tidak memadai. Faktor-faktor ini menghasilkan peningkatan tingkat penyakit menular dan tingkat kematian yang tinggi. Dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit dan memaksimalkan produktivitas, ada bukti yang menunjukkan para peternak menggunakan antibiotik dan vaksin secara sembarangan.

Anjing di peternakan tersebut diberikan antibiotik dan vaksin dalam jumlah besar untuk melawan kondisi penyakit di peternakan. Masuknya antibiotik ini menyebabkan peningkatan superbug.

Superbug menghadirkan ancaman besar bagi kesehatan manusia global karena penelitian yang dilakukan oleh Review on Antimicrobial Resistance baru-baru ini menemukan bahwa infeksi yang kebal obat dapat menyumbang angka kematian sebanyak 10 juta orang per tahun pada tahun 2050 jika langkah-langkah tidak diambil untuk mengurangi penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Meski industri daging anjing bukan satu-satunya yang berkontribusi terhadap peningkatan bakteri resisten antibiotik ini, kontribusinya tidak boleh diabaikan.