Bulog Meminta Persetujuan Untuk Mengimpor 200.000 Ton Gula Menjelang Ramadhan

Bulog Meminta Persetujuan Untuk Mengimpor 200.000 Ton Gula Menjelang Ramadhan

19 Februari 2020
Bulog Meminta Persetujuan Untuk Mengimpor 200.000 Ton Gula Menjelang Ramadhan

Bulog Meminta Persetujuan Untuk Mengimpor 200.000 Ton Gula Menjelang Ramadhan

RIAU1.COM - Badan Logistik Negara (Bulog) sedang mencari persetujuan pemerintah untuk mengimpor 200.000 ton gula untuk menstabilkan harga selama Ramadhan tahun ini, yang akan dimulai pada akhir April.

Direktur agensi untuk operasi dan layanan publik, Tri Wahyudi, mengatakan di Jakarta pada hari Rabu bahwa harga gula, yang telah melampaui batas harga pemerintah saat ini, diperkirakan akan semakin meningkat selama bulan puasa ketika konsumsi makanan jauh lebih tinggi daripada pada hari-hari normal.

Impor, katanya, diperlukan untuk meningkatkan pasokan di pasar karena tebu di negara itu hanya dapat dipanen setelah Idul Fitri, sebuah perayaan yang datang setelah sebulan penuh puasa.

"Tebu dapat dipanen setelah Idul Fitri. Jadi kami mengusulkan impor 200.000 ton. Ini gula untuk konsumsi, bukan gula mentah untuk industri," kata Tri seperti dikutip Kompas.

Tri mengakui bahwa agensi tersebut telah menerima permintaan dari berbagai pihak untuk mengimpor gula karena mereka khawatir kenaikan harga akan berlanjut jika Bulog tidak menambah pasokan di pasar.

"Kami telah mengajukan proposal untuk mengimpor gula ke menteri ekonomi koordinator. Kami perlu mengimpor untuk menstabilkan harga," tambahnya.

Saat ini harga gula telah mencapai Rp 4.000 per kilogram, melebihi batas maksimum harga pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram.

Pada 2018, Bulog tidak mengimpor gula karena memiliki sekitar 400.000 ton stok gula menjelang Ramadhan.

 

 

 

 

R1/DEVI