Ilustrasi pekarja perkebunan tembakau era kolonial (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Kehadiran preman di Kota Medan, Sumatera Utara diyakini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda awal abad 20.
Ceritanya bermula saat pribumi bekerja menjadi kuli non kontrak atau tenaga harian lepas di sebuah perkebunan dinukil dari historia.id, Kamis, 13 Februari 2020.
Sebutan preman berawal dari tuan kebun Belanda yang menjadi penguasa tanah Deli saat itu. Mereka menyebutnya dengan sebutan Vrije Man. Namun sayang Vrije Man saat itu menjadi gangguan bagi tuan kebun Belanda dalam menjalankan usahanya.
Perlakuan yang mereka lakukan seperti merusak tanaman kebun, minum-minum sampai mabuk dan memancing keributan hingga menantang berkelahi penguasa kebun.
Tingkah Vrije Man ini membuat pemilik kebun menggratiskan para perusak kebun untuk mengambil makanan dan minuman di warung.
Dari konteks inilah istilah Vrije Man berubah menjadi preman. Akronim untuk pre minum dan makan. Pre disingkat dari prei yang asalnya dari vrije. Bebas minum dan makan.