Berita Hoax Memicu Penimbunan Masker di Indonesia, kata Kementerian Kesehatan

4 Februari 2020
Berita Hoax Memicu Penimbunan Masker di Indonesia, kata Kementerian Kesehatan

Berita Hoax Memicu Penimbunan Masker di Indonesia, kata Kementerian Kesehatan

RIAU1.COM - Kementerian Kesehatan mengatakan kekurangan masker wajah di sebagian besar kota di Indonesia dipicu oleh berita tipuan, bukan karena kekhawatiran tentang penyebaran virus corona.

Kementerian yakin bahwa tipuan itu membuat orang panik, menyebabkan pembelian masker wajah yang tidak terkendali. Beberapa bahkan beralih ke penimbunan.

"Itu karena ada lebih banyak tipuan 'virus' [bukan virus sebenarnya]," kata Wiendra Waworuntu, direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular Kementerian, di Jakarta pada hari Selasa, seperti dikutip oleh Antara.

Wiendra mengatakan virus baru belum mencapai Indonesia. Namun, kementerian merekomendasikan mereka yang batuk parah untuk memakai masker wajah, sementara mereka yang sehat harus menghindari berada di dekat orang sakit.

“Ada kesalahpahaman [di depan umum] bahwa memakai masker adalah kebutuhan dasar. Padahal, kebutuhan dasarnya adalah mengonsumsi makanan bergizi dalam diet seimbang, cukup istirahat dan, jika merasa tidak enak badan, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan, ”tambahnya.

Menurut Wiendra, penting bagi Indonesia untuk menjadi lebih baik dalam menangani penyebaran tuberkulosis, human immunodeficiency virus (HIV) dan penyakit menular mematikan lainnya.

Selain itu, Wiendra mengatakan bahwa topeng dapat digunakan oleh mereka yang ingin menghindari udara yang tercemar. Namun, mereka yang sehat tidak membutuhkan masker bedah.

Penjualan masker bedah telah melonjak di Indonesia sejak berita tentang coronavirus, yang pertama kali ditemukan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina.

Menurut penjual di Pasar Pramuka di Jakarta, penjualan masker pelindung telah meningkat tiga kali lipat. Sementara itu, masker respirator KN95 telah menjadi langka di pasar.

Wabah coronavirus di Cina telah menyebar ke 27 negara. Wabah telah menewaskan 427 orang di seluruh dunia pada hari Selasa, Reuters melaporkan.

Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan virus seperti flu itu sebagai keadaan darurat global dan para ahli mengatakan banyak yang masih belum diketahui tentang patogen, termasuk tingkat kematian dan rute penularannya.

 

 

 


R1/DEVI