Bantah Pemberitaan Australia, Lembaga Eijkman Institut Pastikan Indonesia Sudah Punya Alat Deteksi Virus Corona

1 Februari 2020
Ilustrasi Laboratorium Eijkman Institut di Indonesia.

Ilustrasi Laboratorium Eijkman Institut di Indonesia.

RIAU1.COM - Ada pemberitaan dari Australia yang menyebutkan bahwa Indonesia belum punya alat deteksi virus corona. 

Namun pemberitaan tersebut dibantah oleh Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute Amin Soebandrio.

Dia memastikan Indonesia sudah punya kemampuan untuk mendeteksi virus corona novel dari Wuhan, China. 

 

Bahkan, kata Amin, sebelum mewabahnya virus corona di sejumlah negara, Indonesia telah mampu mendeteksi virus serupa.

Hal ini merespons kabar Indonesia belum mampu menyediakan alat untuk deteksi virus corona.

"Sebetulnya, kita (Indonesia) sudah punya kemampuan untuk mendeteksi virus corona. Jadi kalau virus corona-nya memang ada, pasti akan ketemu," tuturnya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (1/2).

"Bahkan sebelum kejadian ini (virus corona), kita sudah punya kemampuan untuk mendeteksi untuk virus-virus seperti itu," sambung Amin.


Sebelumnya, portal berita dari Australia, The Sydney Morning Herald,  memberitakan bahwa laboratorium medis di Indonesia tidak memiliki kit pengujian yang diperlukan untuk mendeteksi virus corona Wuhan.

Selain itu, pereaksi kimia atau reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi virus disebut belum tersedia.

Namun berita itu dibantah Eijkman Institut, bahwa Indonesia sudah punya alat deteksi virus corona. Sudah ada dan dalam kondisi bagus. 

Sementara itu, Akibat wabah virus corona makin meluas, Kementerian Kesehatan memastikan warga negara Indonesia (WNI) yang akan dievakuasi dari Provinsi Hubei, China akan dikarantina selama 14 hari setibanya di Indonesia.

Menurut Amin, fasilitas karantina yang disediakan harus sesuai dengan prosedur Artinya, mereka tidak perlu dimasukkan ke ruang isolasi.


Selama masa inkubasi berlangsung, mereka cukup dihindarkan dari masyarakat sekitar.

"Mereka sebetulnya hanya perlu dipantau selama 14 hari dan memastikan kemudian dipisah dari masyarakat luas. Kalau tidak ada gejala apa-apa, boleh dikeluarkan," pungkas Amin.

Sampai hari ini, pemerintah China mengumumkan jumlah korban yang meninggal karena virus corona terus menanjak. Per Sabtu (1/2), 259 orang dinyatakan tewas.

 

Virus tersebut juga menginfeksi hampir 12 ribu orang. Jumlah tersebut melampaui orang yang terinfeksi SARS yang merebak pada 2002-2003, 8.098 orang.

Di China, jumlah kasus baru yang dikonfirmasi naik 2.012 menjadi 11.791 orang. 

R1 Hee.