Para Siswa Bekasi Ajukan Permohonan Untuk Renovasi Sekolah Lewat Video Jadi Viral di Sosial Media

Para Siswa Bekasi Ajukan Permohonan Untuk Renovasi Sekolah Lewat Video Jadi Viral di Sosial Media

26 Januari 2020
Para Siswa Bekasi Ajukan Permohonan Untuk Renovasi Sekolah Lewat Video Jadi Viral di Sosial Media

Para Siswa Bekasi Ajukan Permohonan Untuk Renovasi Sekolah Lewat Video Jadi Viral di Sosial Media

RIAU1.COM - Sebuah video yang dibuat oleh siswa sekolah dasar SD Samudrajaya 04 di desa Samudrajaya, Kabupaten Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, di mana mereka secara terbuka meminta bantuan pejabat untuk memperbaiki sekolah mereka, telah menyebar di media sosial.

Video itu diunggah ke akun Instagram @ bekasi_24_jam, dan memperlihatkan sekelompok siswa sekolah dasar mengenakan seragam pramuka Jumat mereka, dengan latar belakang sekolah mereka yang rusak parah.

"Assalamualaikum, [...] kepala terhormat dari kecamatan, distrik, kabupaten dan Dinas Pendidikan kami, tolong perbaiki sekolah saya karena rusak parah dan tidak layak untuk belajar," kata siswa kelas enam Chelsea Al-Fahriyadi

Sekolah memiliki dua bangunan, yang semuanya tidak terawat dengan baik. Langit-langit memiliki banyak lubang di area koridor dan bingkai bangunan terlihat rapuh dan siap runtuh.

Lantai keramik ruang kelas retak di banyak tempat, memperlihatkan tanah di bawahnya. Jendela rusak parah karena beberapa pelat kaca tidak lagi terpasang.

Toiletnya pengap dan kotor dan air ledengnya mati, sehingga para siswa biasanya menggunakan toilet di warung di depan sekolah, atau menunggu sampai mereka kembali ke rumah.

Meskipun sekolah belum menerima peningkatan, kegiatan belajar mengajar terus sebanyak mungkin. Bahkan selama musim hujan, langit-langit yang rusak tidak menghalangi siswa untuk belajar ketika hujan turun.

Meskipun terletak hanya sekitar satu jam dari Jakarta, kondisi sekolah Bekasi sangat berbeda dengan yang ada di ibu kota tetangga.

Kepala Sekolah Adi Siswanto mengatakan kecemasannya meningkat setiap kali hujan turun, karena ia khawatir bahwa hujan deras, seperti yang melanda Jabodetabek baru-baru ini, suatu hari nanti akan membuat atap sekolah runtuh dan menimpa para siswa.

“Jika hujan deras, anak-anak dipindahkan ke ruang kelas yang tidak bocor. Tetapi jika ini tidak memungkinkan karena kegiatan belajar atau kapasitas ruangan, kami hanya akan mengirim siswa pulang, "kata Adi kepada The Jakarta Post, Selasa.

Adi mengatakan sekolah menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sekitar Rp 186 juta (US $ 13.620) per tahun. Namun, ia menambahkan, dana tersebut sebagian besar digunakan untuk membantu siswa miskin, yang masing-masing menerima Rp 800.000 per tahun.

“Dana tidak cukup bagi kami untuk melakukan peningkatan besar yang independen. Jika hanya satu genteng diperlukan, kita bisa melakukannya sendiri, ”kata Adi, menambahkan bahwa sekolah telah dalam kondisi yang sangat buruk sejak 2014.

Sekolah telah mengajukan permintaan bantuan kepada pemerintah setempat, tetapi sampai saat ini belum ada tindakan nyata, kata Ali.

Menanggapi hal itu, kepala Dinas Pendidikan Bekasi Carwinda mengatakan renovasi sekolah itu memang mendesak karena kondisinya sekarang mengkhawatirkan dan itu akan menjadi prioritas dalam rencana pembangunan kota 2020.

Carwinda menambahkan bahwa agennya, tidak dapat memutuskan kapan memulai karena konstruksi berada di bawah wewenang Pekerjaan Umum dan Badan Perencanaan Tata Ruang.

Seorang peneliti pendidikan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anggi Afriansyah, mengatakan ia merasa prihatin bahwa bahkan di daerah yang berdekatan dengan ibukota negara, bangunan sekolah tidak cocok untuk belajar.

“Fakta bahwa siswa-siswa ini mengajukan keluhan mereka melalui video menunjukkan bahwa mekanisme pemantauan pendidikan pemerintah daerah tidak berfungsi,” kata Anggi.

 

 

R1/DEV