Dilanda Banjir Bandang, 200 KK di Labuhan Batu Utara Sumut Belum Diketahui Nasibnya

Dilanda Banjir Bandang, 200 KK di Labuhan Batu Utara Sumut Belum Diketahui Nasibnya

30 Desember 2019
Banjir bandang di Labuhan Batu Utara Sumut, Minggu.

Banjir bandang di Labuhan Batu Utara Sumut, Minggu.

RIAU1.COM - Akses ke Desa Hatapang terputus.  Masyarakat yang menghuni Desa Hatapang di Kecamatan Na IX-X Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Provinsi Sumatera Utara, sebanyak 200 kepala keluarga belum diketahui kabarnya usai banjir bandang menerjang.

 

Akses menuju Desa Hatapang terputus total sehingga tidak bisa dijangkau.

Banjir bandang terjadi usai hujan deras sehingga Sungai Lubuk Natiko dan Sungai Siria-Ria meluap sekitar pukul 01.30 WIB, Minggu (29/12).

"Nah untuk ke Desa Hatapang, kita tidak bisa masuk karena terputus akses. Di situ lebih kurang ada 200 KK, itu data dari Pak Camat ya," Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, Riadhil A. Lubis kepada CNNIndonesia.com, Minggu (29/12) malam. 


Ia mengaku sampai sekarang belum mengetahui bagaimana kondisi warga di Desa Hatapang.

Karena itu, tim BPBD, instansi terkait bersama warga dan tim kesehatan terus bersiaga menunggu kabar dari desa yang kini terisolasi tersebut.

"Untuk sementara tidak ada korban, kita juga masih standby dengan tim kesehatan. Mana tau ada ditemukan (korban) nanti. Ini kita masih mencari," paparnya.

Riadhil mengatakan bahwa dua wilayah yang paling terdampak banjir adalah Desa Hatapang dan Pematang.

Di Desa Hatapang, yang kini terisolasi, dihuni 200 KK, sementara Desa Pematang dihuni 475 KK.


Tak seperti Desa Hatapang, kondisi Desa Pematang masih bisa terpantau BPBD setempat.

Sebagian besar penduduk sudah mengungsi.

"Para penduduk sepanjang sungai ini sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan berada di rumah-rumah penduduk lain," jelasnya.

Meski demikian, BPBD menyatakan ada satu keluarga yang hilang sejak banji bandang menerjang. BPBD setempat terus mencari dan menunggu kabar terbaru.

"Ada lima orang yang merupakan satu keluarga yang hingga kini belum diketahui keberadaannya," imbuh Riadhil.

Saat ini, posko utama sudah dibentuk dengan dibantu 25 orang personel TNI dan Polsek setempat.

Bantuan juga sudah diberikan kepada masyarakat yang terdampak banjir.

"Untuk alat berat pun sudah dikerahkan sebanyak 2 unit dari Pemkab Labura dan milik perusahaan/pribadi warga. Untuk sementara, warga ada yang mengungsi ke tempat tinggi, sekolah dan rumah penduduk," jelasnya.
 
Riadil menyebutkan, setelah banjir bandang, maka usaha evakuasi dan pencarian terus berlanjut hingga sore ini oleh Pemkab Labura, Camat, BPBD, TNI, Polri dan masyarakat.

"Kita juga ingatkan warga agar tetap siaga, karena dalam tiga hari ke depan hujan deras masih akan terjadi," bebernya.

R1 Hee.