Balada Pasukan Komando Pertama Indonesia

Balada Pasukan Komando Pertama Indonesia

7 Desember 2019
Pasukan KKO [Foto: Istimewa/internet]

Pasukan KKO [Foto: Istimewa/internet]

RIAU1.COM - Bermula di awal 1952 saat Panglima operasi penumpasan RMS (Republik Maluku Selatan) Kolonel A.E.Kawilarang diangkat sebagai Panglima Tentara Teritorium III Siliwangi (kemudian berubah menjadi Komando Daerah Militer III Siliwangi) mewujudkan mimpinya untuk membentuk pasukan komando.

Mimpi ini juga desakan dari makin mengganasnya para gerilyawan DI/TII pimpinan S.M. Kartosoewirjo di wilayah Jawa Barat dikutip dari historia.id, Sabtu, 7 Desember 2019.

Langkah pertama yang dilakukan Kawilarang berdiskusi dengan salah satu staf kepercayaannya, Mayor Soewarto.

Dari perbincangan itu muncul nama Rokus Bernardus Visser yang saat itu mengundurkan diri dari militer Belanda. Ia menikahi seorang gadis Sunda bernama Suyatni dan merintis usaha perkebunan bunga di Lembang dan memeluk agama Islam lalu merubah namanya menjadi Mochamad Idjon Djanbi.

Djanbi yang ditawari merintis pembentukan satu kompi pasukan komando di lingkungan Siliwangi mengiyakan dengan memikul pangkat mayor.

Pelatihan dimulai. Mereka menghabiskan waktu dua bulan di hutan-hutan Gunung Burangrang, Pelabuhan Ratu dan Pulau Nusakambangan. Lalu menghasilkan delapan perwira berkualifikasi komando.

Pada 16 April 1952, Kawilarang meresmikan pembentukan Kesatuan Komando (Kesko) Tentara Teritorium III Siliwangi. Karena jumlah instruktur dinilai masih kurang, maka Idjon menghubungi para mantan tentara Belanda asal Indonesia Timur yang dulu pernah menjadi anak didiknya untuk bergabung dengan Kesko.

Pendidikan pasukan khusus digelar. 400 prajurit yang mendaftar menghasilkan 242 prajurit yang mampu bertahan dan dinyatakan lulus. Merekalah prajurit-prajurit komando pertama di Indonesia.