Cerita Mantan Kopassus Yang Besarkan Nama Obat Luka, Betadine

Cerita Mantan Kopassus Yang Besarkan Nama Obat Luka, Betadine

5 Desember 2019
Ilustrasi Kahar Tjandra (Foto: Istimewa/internet)

Ilustrasi Kahar Tjandra (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Hampir semua orang pasti sudah mengenal Betadine. Produk yang identik dengan obat merah ini mulai merambah pasar Indonesia sejak awal 1980-an.

Kehadiran Betadine di Indonesia tak terlepas dari kiprah dokter Tjan Ke Hoat alias Kahar Tjandra dikutip dari tirto.id, Kamis, 5 Desember 2019.

Bahkan demi Betadine, laki-laki keturunan Tionghoa kelahiran Padang 24 November 1929 ini rela melepaskan jabatannya sebagai dokter sekaligus perwira kesehatan di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang kini disebut Kopassus.

Setelah melepaskan jabatan di dunia militer, memasuki tahun 1964 hingga 1984 dia menjadi dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Pernah juga dia menjadi pengajar di almamaternya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hingga akhirnya, tahun 1967 ruang tamu rumahnya di Jalan Mahakam, Jakarta Selatan, dijadikan apotek yang merupakan cikal-bakal Apotek Mahakam.

Ia melebarkan sayap dengan membeli perusahaan farmasi yang hampir kolaps, PT Daya Muda Agung (DMA).

Perusahaan inilah yang memegang lisensi penjualan Betadine di Indonesia. Sejak dimiliki Tjan, penjualan Betadine bangkit kembali.

Dalam tiga tahun, ia membeli lisensi untuk memproduksi Betadine di Indonesia. PT Mahakam Beta Farma pun didirikan dan mulai beroperasi hingga saat ini.