
Ilustrasi Volksraad (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Istilah radikalisme di era Hindia Belanda identik dengan kaum yang melawan penjajahan pemerintah kolonial.
Kemunculan kelompok radikal lahir di antara anggota dewan. Pada tahun 1918, pemerintah Hindia-Belanda membentuk Volksraad (Dewan Rakyat) Atau DPR dikutip dari detik.com, Mingggu, 1 Desember 2019.
Boedi Oetomo mendapat porsi yang terbesar, yakni dengan tujuh kursi, disusul di bawahnya ada Insulinde (penerus Indische Partij beranggotakan orang-orang Indo-Eropa), Regentenbond (persatuan bupati), Perserikatan Minahasa, ISDP (Partai Sosial Demokrat Hindia, sempalan ISDV), Perserikatan Soematra, Central Sarekat Islam (CSI), Ambonsch Studiefonds, Politiek Economische Bond, CSP, dan CHH.
Setelah dibentuk muncul ketidakpuasan terhadap Volksraad. Kaum pergerakan lalu membentuk Radicale Concentratie pada 16 November 1918.
Orang yang memunculkan inisiatif pembentukan faksi radikal ini adalah anggota Volksraad dari ISDP yakni Charles G Cramer, orang Belanda yang pernah menjadi guru di Semarang.