Kisah Kiai Murtad, Sebarkan Ajaran Kristen Di Tanah Jawa

20 November 2019
Kiai Sadrach (Foto: Istimewa/internet)

Kiai Sadrach (Foto: Istimewa/internet)

RIAU1.COM - Jejak Kristenisasi yang disebarkan oleh Radin atau dikenal dengan Kiai Sadrach meninggal dunia pada 14 November 1924 begitu jelas di tanah Jawa terutama di Purworejo. Wilayah itu kini menjadi pusat kelompok Sadrach menyebarkan ajaran Kristen hingga ke daerah pedalaman di Jawa Tengah.


Ia melakukan tugasnya sebagai penyebar misi Kristen berkeliling Jawa. Dari Batavia, Jawa bagian tengah, kemudian ke Jawa bagian timur dilansir dari penelitian Silas Sariman bertajuk Strategi Misi Sadrach: Suatu Kajian yang Bersifat Sosio Historis yang terhimpun dalam Jurnal Abdie (Vol. 3, No. 1 April 2019), I. Sumanto dalam buku Kyai Sadrach: Seorang Pencari Kebenaran (1974) dan tirto.id, Rabu, 20 November 2019.

Ceritanya bermula sejak dilahirkan dari keluarga petani sederhana di Jepara pada 1835. Dia sejak kecil sudah berkelana mencari pengalaman hidup sekaligus mengurangi beban keluarganya yang miskin.

Kemudian diadopsi oleh keluarga Islam Jawa berada lalu disekolahkan ke sebuah lembaga pendidikan umum yang juga mengajarkan pendalaman agama Islam dan mempelajari ilmu kebudayaan Jawa. Lalu pernah mondok di sebuah pesantren di Jombang, Jawa Timur dan beberapa pondok pesantren lainnya di Ponorogo hingga dewasa sampai memiliki pengikut.

Ia lalu berkelana dan bertemu dengan Pak Kurmen yang dulu pernah membimbing Radin remaja. Dari Pak Kurmen ini Radin diperkenalkan dengan Kiai Ibrahim Tunggul Wulung yang murtad pada 14 April 1867. Sejak itu dia berganti nama menjadi Sadrach. 

Lantaran ia pernah mondok dan punya pengikut, langkah Radin yang melakukan tugasnya sebagai penyebar misi Kristen berkeliling Jawa berjalan mulus.