Ilustrasi remaja sedang ngelem (Foto: Istimewa/internet)
RIAU1.COM - Penyalahgunaan lem Aibon yang merupakan bahan perekat mengandung Lysergic Acid Diethilamide (LSD) mulai marak di Indonesia sejak 1980an.
Penggunanya saat itu kebanyakan anak jalanan yang mencari alternatif dari dampak kecanduan narkoba dikutip dari historia.id, Minggu, 3 November 2019.
Alasannya karena efeknya mirip ketika menggunakan narkoba. Lantaran harga lem Aibon lebih murah menjadi penyebab mereka menyalahgunakan lem cair ini. Para pecandu menggunakannya dengan cara menghirupnya dalam-dalam (volatile substance misuse).
Kelompok anak jalanan sebenarnya telah terbentuk dari masa resesi ekonomi di Hindia Belanda pada 1930-an yang menyebabkan orang-orang di kota kehilangan pekerjaan.
Kebanyakan kaum miskin yang tak punya tabungan untuk masa sulit. Untuk melanjutkan hidup, mereka menggelandang bersama keluarga, termasuk anaknya.
Anak-anak itu menghabiskan lebih banyak waktu di jalanan bersama keluarganya. Dengan cara membantu orang tua bekerja sebagai pengemis ataupun sekadar mengikuti pergerakan orangtuanya.
Ekonomi Hindia berangsur pulih dan resesi berakhir. Tapi anak-anak jalanan terus ada di kota pada dekade-dekade setelahnya.
Memasuki 1960-an, anak jalanan sedikit lebih medern. Mereka tak mesti selalu bekerja di jalanan bersama orangtuanya. Beberapa diantaranya sengaja hidup meninggalkan sekolah dan orangtuanya di desa. Mereka datang ke kota atas ajakan kawan atau saudaranya.
Kehidupan di jalanan yang serba tak pasti membuat Anak-anak itu membentuk norma dan kebudayaannya sendiri. Mereka telah mengenal dan mencobai banyak hal di luar jangkauan usianya seperti rokok, minuman keras, kata-kata cabul hingga hubungan seksual.
Nasib anak-anak jalanan semakin rusak pada 1980-an. Mereka menjajal obat-obatan terlarang. Beberapa di antaranya tewas setelah kelebihan dosis.
Karena harga obat-obatan terlarang cukup mahal. Anak jalanan membelinya secara patungan. Satu butir seringkali dibagi berempat.
Hingga akhirnya mereka menemukan cara lebih murah dan mudah untuk melupakan semuanya dengan ngelem alias menghirup uap lem Aibon yang sudah beredar di Indonesia pada 1974.